Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 10 Januari 2024 | 12:50 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD saat hadir di acara royal wedding di Puro Pakualaman, Rabu (10/1/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) seolah pasang badan membela capres nomor urut 2 Prabowo Subianto pasca debat capres. Selain merasa kecewa dengan sesi debat yang dianggap lebih menyerang secara personal, Jokowi turut menyororti soal data pertahanan yang mesti dirahasiakan.

Bahkan atas kekecewaan atas debat capres kemarin, Jokowi meminta format debat ke depan untuk diubah. Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, buka suara terkait hal tersebut.

Mahfud menyatakan keputusan format debat sudah sepenuhnya kewenangan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia menilai tidak ada yang perlu diubah berkaitan dengan format debat.

"Ya terserah KPU aja, menurut saya sudah bagus dan tradisinya sudah tiga kali pemilu seperti itu," kata Mahfud saat ditemui di kompleks Puro Pakualaman Yogyakarta, Rabu (10/1/2024).

Baca Juga: Soal Kekecewaan Jokowi Terkait Debat, Mahfud MD: Tidak Ada Serangan Personal dan Rahasia Negara yang Harus Dibongkar

Menurutnya, merupakan hal yang biasa dianggap menang atau kalah dalam panggung debat. 

"Ya ndapapa kan biasa dalam debat ada yang menang secara opini ya bukan menang pemilu, menang secara opini kalah secara opini tergantung penampilan, ndapapa," ungkapnya. 

Terkait dengan anggapan bahwa Presiden Jokowi pasang badan untuk Prabowo Subianto, Mahfud memilih untuk tidak berkomentar lebih jauh. Ia menyerahkan penilaian itu kepada masyarakat. 

"Enggak biar masyarakat saja yang menilai, saya kan ndak perlu menilai (Jokowi) pasang badan atau tidak," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo angkat bicara tentang debat capres terkait data pertahanan antara Ganjar dan Prabowo.

Baca Juga: Apes, Kakek Asal Yogyakarta Ini Tewas Saat Berhubungan Badan dengan PSK Lansia di Pantai Parangkusumo

Jokowi mengatakan data pertahanan, termasuk alat utama sistem senjata (alutsista) tidak dapat dibuka seluruhnya. Ini dikarenakan menyangkut strategi besar negara.

Hal itu disampaikan Jokowi menyoal adanya calon presiden yang meminta data pertahanan dibuka secara transparan kepada publik dalam debat ketiga Pilpres 2024 pada Minggu (7/1) malam.

"Nggak bisa semuanya dibuka kayak toko kelontong, nggak bisa, nggak bisa ya," kata Jokowi di sela kunjungan kerja di Serang, Banten, Senin.

Jokowi menuturkan, banyak hal yang berkaitan dengan pertahanan memang harus dirahasiakan karena menyangkut keamanan negara.

"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka, tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan karena ini menyangkut sebuah strategi besar negara," ujarnya.

Sebelumnya saat debat ketiga Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan mengkritik pembelian alutsista bekas oleh capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang merupakan Menteri Pertahanan. Ganjar dan Anies meyakini penggunaan alutsista bekas berisiko terhadap keselamatan prajurit.

Politikus PDIP itu bahkan meminta data dibuka transparan ke publik saat itu juga. Terus dicecar oleh kedua lawannya, Prabowo menjawab kritik itu.

Dia menjelaskan pembelian alutsista tidak dilihat dari baru atau bekasnya, tetapi dari masa pakainya, seperti jam terbang (flying hour) untuk pesawat. Prabowo juga menyampaikan bahwa data pertahanan tidak bisa dibuka begitu saja saat itu.

Load More