SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta melakukan berbagai persiapan dan perbaikan early warning system (EWS) banjir di wilayahnya. Hal ini guna memastikan kembali sistem peringatan dini itu berfungsi pada puncak musim hujan Februari ini.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Data Informasi Komunikasi Kebencanaan BPBD Kota Yogyakarta, Aki Lukman Nor Hakim menuturkan beberapa EWS di wilayahnya sempat mengalami gangguan. Terlebih setelah adanya EWS dengan sistem internet di Sungai Belik yang masih dalam tahap uji coba.
"Ini jadi evaluasi kami. Kami akan kroscek dengan pihak pemasang [EWS]. Ini baru kami pasang dua bulan ini dan masih [masa] pemeliharaan," kata Aki, Minggu (4/2/2024).
Aki menjelaskan EWS yang dipasang di Sungai Belik dikembangkan dengan teknologi internet. Sistem itu bisa diterapkan secara otomatis maupun manual lewat BPBD.
Saat sosialisasi sebelum pemasangan EWS, Aki menuturkan masyarakat sekitar menghendaki sistem EWS itu lewat BPBD dulu. Simulasi juga sudah dilakukan saat ketinggian air 1-2 meter beberapa menit masuk Sungai Belik di kota, EWS akan dibunyikan dan kondisi alat berfungsi.
"Kami pasang CCTV, kami bisa membunyikan [EWS] itu otomatis dan manual. Kami akan ajak warga rembugan lagi dan kami tawarkan untuk sistem otomatis," tuturnya.
Tercatat saat ini, sudah ada 17 titik yang terpasang EWS di beberapa sungai Kota Jogja. Dengan rincian Sungai Code ada 8 titik, Sungai Winongo 4 titik, Sungai Gajah Wong 5 titik dan terbaru Sungai Belik 1 titik.
Disampaikan Aki, sebagian alat itu masih rusak dan sedang dalam perbaikan. Kendati demikian, tetap ada alat cadangan yang digunakan sehingga EWS di sungai-sungai itu tetap berfungsi.
"Kalau yang kami pasang di Sungai Code, Winongo, Gajah Wong itu manual dengan radio komunikasi. Tapi ini juga tergantung ada pemberitahuan ke kami dari personel KTB di lapangan terkait ketinggian air, lalu kami sampaikan peringatan lewat EWS," tuturnya.
Baca Juga: Antisipasi Bencana Tsunami di Pantai Selatan, BPBD Bantul Harap Tambahan EWS Dimaksimalkan
Selain mengandalkan teknologi EWS, pihaknya berharap peran aktif dari Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang sudah terbentuk terutama di wilayah bantaran sungai untuk memantau kondisi ketinggian air saat hujan.
Nantinya sistem EWS yang masih manual akan dimodifikasi ada satu titik otomatis di salah satu sungai. Ia menyebut selama ini daerah paling rawan banjir di Kota Yogyakarta adalah bantaran Sungai Belik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk