SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, telah melakukan evaluasi kebutuhan alat sistem peringatan dini Early Warning System (EWS) tsunami di sepanjang pantai selatan. Dari evaluasi BPBD sedikitnya membutuhkan total EWS sebanyak 45 unit.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto, menyampaikan bahwa saat ini hanya terdapat 29 unit EWS tsunami yang terpasang di wilayah pantai selatan, Bantul.
Namun, mengingat perkembangan penduduk di sekitar pantai, kebutuhan sebenarnya jauh lebih besar.
"Karena EWS ini sudah diterapkan beberapa tahun yang lalu, dengan pertumbuhan penduduk di sekitar pantai, kita sekarang menyadari bahwa kita masih memerlukan 45 unit EWS tsunami tambahan," ungkap Agus Yuli, Kamis (2/11/2023).
Baca Juga: Jelang Kampanye Pilpres 2024, Bawaslu Bantul Ingatkan Personelnya Awasi Ketat di Tingkat Desa
Kendati begitu, Agus mengungkapkan bahwa hingga saat ini, BPBD Bantul belum mampu untuk mengakuisisi tambahan EWS tsunami karena harganya yang mahal, dan anggaran yang terbatas.
Meskipun begitu, mereka berencana untuk meningkatkan alokasi anggaran di masa mendatang dan akan terus mengajukan proposal APBD ke pemerintah pusat.
Selain EWS tsunami, Agus juga menyatakan bahwa jumlah detektor banjir dan longsor dengan sistem peringatan dini masih terbatas.
Oleh karena itu, BPBD Bantul berencana untuk melakukan perencanaan anggaran dan akuisisi lebih banyak alat tersebut, mengingat potensi banjir dan longsor di daerah tersebut.
"Kami memiliki lima titik EWS banjir yang dalam kondisi cukup baik, meskipun kadang-kadang memerlukan perbaikan. Kami memiliki teknisi EWS yang bertugas untuk pemeliharaan. Selain itu, kami memiliki dua EWS longsor di Bantul dan tiga di tingkat provinsi, total lima titik di Bantul," jelasnya.
Dia juga menyebutkan bahwa alat EWS tanah longsor sering mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pemeliharaan rutin.
"Kami saat ini sedang melakukan evaluasi di sekitar Makam Raja-Raja Imogiri. Tahun ini, kami juga melakukan akuisisi alat EWS banjir dan longsor di satu titik, dan ke depannya, kami berencana untuk mengalokasikan lebih banyak anggaran karena potensi longsor dan banjir di Bantul sangat signifikan," tambahnya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Profil Dan Karier Delisa, Korban Tsunami Berkaki Prostatik Kini Jadi Pegawai Bank
-
Potret Delisa Kini, Setelah 20 Tahun Tsunami Aceh Bisa Bekerja di Bank Syariah
-
KPK Panggil Ketua dan Sekretaris Pokja Kasus Dugaan Korupsi Proyek Shelter Tsunami di NTB
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
Tragis! Turis Italia Tewas Tertusuk Ikan Ini Saat Berselancar di Perairan Mentawai
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
TPST Piyungan Overload, Menteri LHK Desak DIY Olah Sampah Sisa Makanan Jadi Cuan
-
Waspada Penjual Minyak Goreng Keliling, Pedagang di Bantul Rugi Jutaan Rupiah
-
Ternyata Ini Alasan Kenapa Ketika Hujan Tiba Muncul Perasaan Sedih hingga Galau
-
DLH: Selain Atasi Sampah, Keberadaan TPST di Bantul Mampu Serap Tenaga Kerja hingga Ratusan Orang
-
Kecewa Masih Lihat Tumpukan Sampah di Depo Mandala Krida, Menteri Lingkungan Hidup Bakal Panggil Pemkot Jogja