SuaraJogja.id - Satpol-PP Kabupaten Sleman sudah mengumpulkan sampah alat peraga kampanye (APK) pada Pemilu 2024 kali ini. Berdasarkan catat setidaknya ada 10 ribu sampah APK di Sleman yang telah diangkut petugas Satpol-PP.
Kepala Satpol-PP Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi menuturkan sampah APK Pemilu 2024 itu dikumpulkan sejak masa tenang yang dimulai pada 11-13 Februari 2024 lalu. Sampah APK itu beragam jenis mulai dari spanduk, reklame dan lain sebagainya.
"Jadi pengambilan APK yang hasil kampanya ya dan sudah diambil semua. Dari berapa hari penertiban itu kira-kira ada 10 ribu APK yang kita bersihkan dan sekarang ada di Gudang Bawaslu Sleman," kata Shavitri, Rabu (21/2/2024).
"Kalau tonase (berat keseluruhan) saya belum dapat informasinya tapi 10 ribu lembar ada," imbuhnya.
Terkait tindaklanjut dari ribuan sampah APK tersebut, disampaikan Shavitri masih menunggu koordinasi selanjutnya. Namun memang sebenarnya sampah APK itu dapat dipergunakan ulang oleh masyarakat.
Bahkan, kata perempuan yang akrab disapa Evi itu sudah ada beberapa pihak yang meminta langsung kepada Bawaslu. Masyarakat sendiri diperbolehkan untuk meminta sejumlah sampah APK itu kepada Bawaslu.
"Memang ada beberapa pihak yang kemudian meminta kepada Bawaslu untuk dipergunakan ulang kan, masyarakat minta itu boleh. Jadi sudah ada pihak juga yang mengambil untuk dipergunakan ulang ya," terangnya.
"Kadang kan dijadikan penutup tempat-tempat ayam dan sebagainya itu ada seperti itu," sambungnya.
Namun selain itu, Evi menuturkan rencananya Bawaslu Sleman akan bekerjsama sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman untuk pengolahan lebih lanjut. Termasuk mengolah sampah APK itu di TPST yang ada di Sleman.
Baca Juga: Semarak Imlek, SCH Dragon Festival Sukses Digelar di Sleman City Hall
"Tapi rencananya Bawaslu akan bekerjasama dengan DLH Sleman karena di TPST tamanmartani kan ada mesin pencacah ya. Nah ini akan maksimalkan dulu untuk dicacah di TPST Tamanmartani," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dia dapat, seluruh sampah APK di DIY akan dilakukan pengolahan di sana. Nantinya sampah-sampah itu akan dicacah untuk dijadikan Refuse-derived Fuel (RDF).
Hasil pengolahan sampah berupa RDF ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pabrik semen. Setidaknya di TPST Tamanmartani dapat menghasilkan RDF sebanyak 25 ton per hari tanpa kemudian menyisakan residu dari pengolahannya atau zero waste.
"Kalau saya dengar sih seluruh DIY nanti akan diarahkan untuk dicacah di sana. Nah sebelum Februari berakhir ini digunakan untuk mencahah APK yang dari Sleman dulu," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Taktik Jitu Anti Bokek: Jadikan Saldo DANA Kaget Rp249 Ribu Modal Nongkrong Akhir Pekan
-
Setelah Tragedi Sidoarjo, Ponpes di Bantul Jadi Sorotan! Kemenag Lakukan Ini
-
DANA Kaget Banjir Rejeki: Tips & Trik Jitu Klaim Saldo Gratis Hingga Jutaan Rupiah di Sini
-
Waspadai Kendal Tornado FC, PSS Sleman Janjikan Tampil Trengginas di Kandang
-
Efisiensi Anggaran "Memangkas" Kebudayaan? Komikus Yogyakarta Angkat Bicara Lewat Karya