Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 21 Februari 2024 | 13:01 WIB
Stok beras yang dijual dalam pasar murah di Lapangan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Rabu (21/2/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih memastikan stok beras di wilayahnya masih akan cukup hingga Lebaran nanti. Walaupun memang ketersediaan itu tidak semelimpah seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Sampai Lebaran cukup (stok beras di Sleman). Setelah itu pemerintah pusat akan melakukan impor yang kemarin informasinya. Namun secara detail berapa dan bagaimana kita juga belum dapat informasi lebih lanjut," kata Mae ditemui di Lapangan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Rabu (21/2/2024).

Secara umum, disampaikan Mae, kondisi ketersediaan beras di Sleman memang tidak melimpah. Hal itu diakibatkan oleh keterlambatan panen.

Fenomena El Nino jadi salah satu penyebab panen padi para petani di Sleman tertunda. Jika seharusnya sekarang sudah panen namun panen tertunda dan diperkirakan baru akan berlangsung pada April atau Mei mendatang.

Baca Juga: KPU Sleman Siap Gelar PSU dan PSL Sabtu Pekan Ini

"Sebenarnya stoknya itu ada, di pasaran ada, cuma memang tidak melimpah, karena keterlambatan panen, karena cuaca el nino yang seharusnya ini sudah panen nanti diperkirakan panennya di bulan April Mei," ucapnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panik dengan kondisi tersebut. Pasalnya stok beras akan tetap ada meskipun memang ada kenaikan harga di pasaran.

"Tetapi kami mendapati stok di bulog ada, di distributor ada, kemudian di Tarumartani ada. Jadi masyarakat juga tidak perlu panik tapi memang harganya karena panennya terlambat, harganya cukup naik," imbuhnya.

Ia mengakui cukup berat untuk mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok saat ini. Oleh sebab itu pasar murah yang sudah dimulai pada hari ini, diharapkan Mae dapat membantu menurunkan harga sejumlah komoditas termasuk beras di pasaran. 

"Iya (susah mengendalikan harga) paling tidak tidak naik lagi terlebih sebelum Lebaran. Jadi ini sudah sangat tinggi, jadi biaya reduksi ini juga kita tambah, biasanya Rp2000-2500, yang sekarang biaya reduksi Rp3000 potong pajak," tegasnya.

Baca Juga: Harga Beras Tinggi, Pemkot Yogyakarta Segera Gelar Pasar Murah di Tiap Kemantren

Load More