SuaraJogja.id - Harga cabai di Kabupaten Sleman sempat melambung cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan harga rata-rata cabai bisa tembus hingga Rp95 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono menyebut ada beberapa hal yang memengaruhi kondisi tersebut. Selain cuaca yang ditambah dneengan fenomena El Nino, ada pula persoalan hama.
"Kemarin dari panas hujan panas hujan itu rata-rata pertanian kena banyak hama. Cabe kena patek, pertumbuhannya nggak bagus," kata Suparmono, Senin (4/3/2024).
Selai cabai, ada juga beberapa komoditas yang termasuk dalam tanaman hortikultura yang terdampak akibat cuaca tak menentu tersebut. Menurutnya musim ini cukup berat bagi para petani.
Baca Juga: Kesulitan Air karena Kemarau Panjang, Panen Cabai di Gunungkidul Menurun
"Hortikultura juga apa banyak daunnya kuning, jadi memang perjuangan petani di musim panas hujan panas hujan kemarin berat," ucapnya.
"Cabainya kan tadi saya bilang ini kalau anomali cuaca ini banyak serangan hama, produksinya nggak bagus, tanamannya banyak rusak pasti harganya naik, panennya pasti berkurang," imbuhnya.
Sebenarnya Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman tidak tinggal diam untuk persoalan hama. Suparmono menuturkan masyarakat bisa mengakses obat-obatan untuk mengatasi hama tersebut.
"Kita sebenarnya di pertanian itu nyediain obat-obatan banyak sekali, masyarakat tinggal tinggal meminta aja ke dinas pasti pasti ada untuk kalau kena serangan hama, petugas juga bergerak terus," ujar dia.
Dalam kesempatan ini pihaknya turut mendorong sejumlah komoditas pangan lain untuk dapat dimaksimal. Hal itu sebagai alternatif masyarakat untuk mencukupi kebutuhan pangan di wilayahnya.
Baca Juga: Harga Cabai Meroket Hingga Lima Kali Lipat, DKPP Bantul Ungkap Penyebabnya
Misalnya saja seperti komoditas jagung dan kedelai. Namun sayangnya minat petani Sleman masih belum setinggi seperti padi.
"Sebenarnya kami dorong hortikultura itu kemudian kalau Kementerian Pertanian, pajale padi jagung kedelai. Jagung kedelai juga didorong ini sama pemerintah tapi minat petani Sleman itu agak kurang, minat petani Sleman untuk jagung kedelai itu agak kurang," ungkapnya
Alasannya berbagai macam, kata Pram, salah satunya karena pasar yang dinilai belum sesuai yang diharapkan. Terutama terkait dengan alasan harga.
"Pasti karena pasar, alasan pasar harga dan sebagainya. Kemudahan menjual, pasti kalau pertanian kan gitu," ucapnya.
"Yang kemarin sempat kemarau kemarin sempat baik sedikit [kedelai] tapi rata-rata secara umum setahun gitu enggak terlalu bagus," imbuhnya.
Berdasarkan catatan dampak El Nino memaksa panen lebih mundur. Jika biasanya di bulan Februari-Maret ini Sleman sudah panen raya sampai sekarang belum.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Seksi 2 Trihanggo-Junction Sleman Makin Bertambah, Per Februari 2024 Capai 71,4 Persen
-
Progres Capai 27 Persen, Begini Perkembangan Konstruksi Tol Jogja-Solo Seksi II Trihanggo-Junction Sleman
-
Majelis Hakim Pastikan Tak Ada Perbuatan yang Meringankan Dua Terdakwa Mutilasi Mahasiswa UMY
Terpopuler
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- 6 Mobil Bekas Sedan di Bawah Rp30 Jutaan: Perawatan Mudah, Lunas Tanpa Cicilan
- 3 Negara yang Sebaiknya Tidak Jadi Lawan Timnas Indonesia di Round 4, Potensi Gangguan Non Teknis
- 8 Pilihan Bedak yang Semakin Berkeringat Semakin Bagus, Harga Mulai Rp32 Ribuan!
Pilihan
-
Daftar 13 Negara yang Lolos ke Piala Dunia 2026: Masih Ada Tempat Buat Timnas Indonesia
-
Shin Tae-yong Masuk Rumah Sakit, Sempat Komentari Timnas Indonesia vs Jepang
-
7 HP di Bawah Rp2 Juta Memori 128 GB: Kamera Resolusi Tinggi, Aman Simpan Dokumen
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah, Mulai Rp 65 Jutaan dan Cocok untuk Anak Muda!
-
Striker Jepang Akui Mudah Bikin Gol Indah ke Gawang Timnas Indonesia
Terkini
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Bancakan? ICW Bongkar Celah Korupsi di Perpres Baru Pengadaan
-
PSIM Yogyakarta Geber Persiapan Liga 1: Pemain Asing Baru Siap Unjuk Gigi?
-
Nikel Raja Ampat, Pengamat UGM Sebut Kerugian Lebih Besar dari Keuntungan
-
COVID-19 Muncul Lagi di Jogja, Dinkes Peringatkan Warga Tingkatkan Kewaspadaan
-
Sekolah Rakyat Gandeng TNI/Polri, Disiplin Ala Militer untuk Anak Miskin?