SuaraJogja.id - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar mengusulkan program makan siang gratis dari paslon nomor urut 02, Prabowo-Gibran direalisasikan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) spesifik atau afirmatif. Zaki mengklaim skema dana BOS itu memudahkan pemantauan anggaran yang langsung dicairkan ke rekening sekolah.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DIY, Baskara Aji pun memberikan tanggapan terkait usulan yang banyak diprotes guru tersebut. Aji saat dikonfirmasi, Senin (04/03/2024) menyatakan, usulan tersebut sebenarnya bukan hal baru di DIY.
Sekolah Luar Biasa (SLB) di DIY sebenarnya sudah memanfaatkan dana BOS Daerah (BOSDa) melalui program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS). Program tersebut sudah diberlakukan beberapa tahun lalu.
"Selama kan di jogja sudah dipraktikkan [penggunaan dana bos ] di SLB. Jadi saya kira tidak ada persoalan jika diteruskan untuk semua [jenjang SD dan SMP," ujarnya.
Baca Juga: Sebanyak 36 Warga Jogja Bunuh Diri, Pemda Didesak Realisasikan Rumah Aman untuk Kesehatan Mental
Jika program makan siang dan susu gratis teruskan ke jenjang pendidikan lainnya, menurut Aji, bisa saja akan membuat para pelajar menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Apalagi belum tentu para siswa, terutama di daerah terpencil yang terpenuhi konsumsi susu dan makannya secara rutin.
Berbeda dengan forum guru lain, PGRI DIY justru mendukung program makan siang dan susu gratis untuk pelajar. Sebab kebutuhan makan sehat, terutama untuk siswa di tingkat SD dan SLB sangat penting.
"Ya untuk siswa SD dan SLB perlu didahulukan [untuk program makan siang gratis], bisa gantian nanti," tandasnya.
Namun Aji berharap, dana BOS ditambah bila kebijakan makan siang dan susu gratis benar-benar direalisasikan. Sebab besaran dana BOS bagi siswa di sekolah belum mencukupi.
Selama ini besaran dana BOS untuk siswa SD di Indonesia, baik sekolah negeri maupun swasta Rp 940.000 per anak per tahun. Sedangkan dana BOS SMP negeri dan swasta dari pemerintah sebesar Rp1.150.000 per anak per tahun.
Baca Juga: Cuaca Tak Menentu, Masa Siaga Darurat Bencana di Jogja Diperpanjang
"Kalau yang sekarang ini kan dana bos belum mencukupi kebutuhan operasional di sekolah. Masih perlu ada BOSDa, bahkan di beberapa sekolah juga ada kebutuhan iuran [dari orang tua murid], terutama sekolah swasta. Jadi kalau dana apa adanya untuk tambahan makan siang gratis, maka operasional [untuk kebutuhan sekolah lain] kurang itu," ungkapnya.
Aji berharap, pemerintah bisa menambah besaran dana BOS bila nantinya program makan siang dan susu gratis direalisasikan. Dengan demikian bisa mencukupi semua kebutuhan operasional siswa.
Mekanismenya penggunaan dana BOS pun diserahkan ke masing-masing sekolah. Sebab sekolah yang mengetahui kebutuhan makan siswa mereka.
"Apa ada tukang masak di sekolah, atau beli diluar. Yang penting nilai gizi cukup sesuai yang dibutuhkan. Masing-masing sekolah diminta konsultasi awal untuk nilai gizi, bisa cari dimana saja," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK