Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 07 Maret 2024 | 07:53 WIB
Potret sekolah SMPN 2 Saptosari, Gunungkidul yang banyak muncul kasus self harm. [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

SuaraJogja.id - Miris adalah kata yang tepat menggambarkan apa yang terjadi di SMPN 2 Saptosari, Kabupaten Gunungkidul.

Puluhan siswa dari berbagai kelas melakukan aksi menyayat pergelangan tangan mereka sendiri menggunakan silet. Lebih memprihatinkan lagi karena mereka semuanya adalah perempuan.

Wakil kepala sekolah SMPN 2 Saptosari, Mujiono mengakui adanya peristiwa self harm atau menyakiti diri sendiri di di SMPN 2 Saptosari, Gunungkidul. Self harm ini seolah menjadi trend diduga karena pengaruh oleh media sosial, Tiktok.

"Self harm itu sebuah tindakan menyakiti diri sendiri untuk menghilangkan rasa frustasi, stres, dan berbagai macam emosi. Kami prihatin itu," ujar dia dikutip Kamis (7/3/2024).

Baca Juga:

Terbukti Terlibat Mafia Tanah, Mantan Kepala Dispertaru DIY Divonis 4 Tahun Penjara

Nahas! Bocah 9 Tahun di Sleman Tewas Usai Dicekik hingga Ditenggelamkan Tetangganya, Ini Penyebabnya

Mujiyono mengakui jika kasus self harm tersebut justru dilakukan oleh pelajar putri. Kasus pertama kali diketahui akhir tahun 2023 lalu, namun kasusnya terus bertambah. Diketahui, mereka kedapatan melukai diri sendiri dengan cara menyayat tangan dengan silet.

Dia menyebut para siswa ini menjadi korban pengaruh negatif media sosial platform TikTok. Dan faktor pemicu lainnya adalah karena persoalan keluarga di mana membuat para siswa tertekan secara mental.

"Kalau di sini itu dari total 328 siswa SMPN 2 Saptosari, sebanyak 30 persen tidak mendapat pengasuhan langsung dari orang tua. Si anak hanya tinggal bersama dengan nenek, atau kakek. Di mana orang tuanya bekerja ke luar kota," jelasnya.

Untuk menindaklanjuti persoalan tersebut, pihak sekolah pun langsung bergerak cepat melakukan pembinaan. Selain anak, pihak orang tua juga telah dipanggil untuk dicarikan jalan keluar. Mereka juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.

Kepala Puskesmas Saptosari dokter Ari Hermawan mengakui jika mereka tengah menangani kasus self harm di SMPN 2 Saptosari. Pihak Puskesmas juga telah menerjunkan telah menerjunkan Tim konselor Upaya Kesehatan Mental Sekolah (UKMS).

"Kami lakukan pendampingan untuk memulihkan mental mereka," kata Ari Hermawan.

Menurutnya banyak sekali kasus-kasus yang sudah mengarah kekerasan. Salah satunya remaja melakukan tindakan-tindakan kekerasan atas dirinya sendiri. Pihaknya kini bekerjasama dengan rumah sakit Bethesda untuk menangani kasus tersebut.

Kontributor : Julianto

Load More