SuaraJogja.id - Pakar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar alias Uceng berbicara tiga kesempatan yang bisa diambil oleh masyarakat sipil pascapemilu 2024. Pertama adalah menguatkan kembali opisisi yang telah lama mati.
"Pertama apa kesempatan paling utama yang harus kita sadari. Perlakuan Jokowi seperti ini, itu menguatkan kembali oposisi yang lama mati, itu harus disambut oleh kita semua," kata Uceng di Balairung UGM, Selasa (12/3/2024).
Menurutnya selama ini oposisi pemerintahan telah dipangkas hingga tak berkutik. Kemudian baru kembali muncul tanda kebangkitan sejak berbagai persoalan demokrasi jelang Pemilu 2024 itu muncul.
"Baru pertama kali lagi setelah 9 tahun 4 bulan ada rombongan ratusan universitas menyampaikan hal yang sama tentu selain UGM, itu harus disyukuri dan itu harus kita pergunakan dengan baik. Opisisi bangkit itu lah tanda demokrasi insya allah akan menuju lebih sehat," ucapnya.
Kedua, ada arus kekuatan demokrasi yang tidak demokratis selama ini. Hal tersebut adalah pertanda bahwa semua pihak harus membangun ulang arus demokrasi tersebut.
"Kita harus mengembalikan arusnya ke dasar utamanya, itu panggilan kita semua, itu yang kedua buat saya. Panggilan kita semua bahwa jangan biarkan demokrasi menuju arus yang terbaik. Arus itu tetap harus kembalikan ke jalan yang tepat," terangnya.
Ketiga, Uceng tak menutup soal kemungkinan Mahkamah Konstitusi (MK) yang bisa mengubah keadaan sekarang ini. Bisa saja MK pada akhirnya nanti membuat keputusan yang tak disangka semua pihak.
"Semua persoalan ini mungkin bisa dimenangkan oleh MK, MK membuat keputusan yang sangat brutal pada saat itu, untuk pemilu nanti MK akan lakukan menjadi brutal juga kita tidak pernah tahu. Tapi hari ini kita akan meyakini kesempatannya bahwa demokrasi bukan tidak pernah kalah tapi demokrasi itu adalah membutuhkan perjuangan," tuturnya.
"Bukan tidak pernah kalah, keyakinan kita bukan tidak pernah kalah tapi keyakinan kita membuat kita harus bergerak untuk menguatkan kembali perjuangan yang kita inginkan itu," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Uceng lantas menawarkan langkah lebih konkret yang bisa dilakukan oleh para akademisi termasuk universitas-universitas di Indonesia, tidak terkecuali UGM. Salah satunya yakni membuat pengadilan rakyat.
Berita Terkait
-
Kritik Keterlibatan Ketua KPK di Danantara, PUKAT UGM: kalau Terjadi Korupsi Mau Bagaimana?
-
Oposisi Myanmar Sepakat Gencatan Senjata Usai Gempa Dahsyat
-
Gempa Dahsyat Guncang Myanmar, Oposisi Sepakat Gencatan Senjata untuk Selamatkan Korban
-
Ramai Soal Ijazah Jokowi, Dokter Tifa Merasa Janggal : Ijazah Keluar Duluan Baru Skripsi?
-
Bantah Dukung 02, Larissa Chou Tegas Tak Pernah Kampanyekan Paslon Mana Pun
Terpopuler
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Lisa Mariana Pamer Foto Lawas di Kolam Renang, Diduga Beri Kode Pernah Dekat dengan Hotman Paris
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Chat Istri Ridwan Kamil kepada Imam Masjid Raya Al Jabbar: Kami Kuat..
Pilihan
-
Gawat! Mees Hilgers Terkapar di Lapangan, Ternyata Kena Penyakit Ini
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
Terkini
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
-
Masa WFA ASN Diperpanjang, Pemkot Jogja Pastikan Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat
-
Kurangi Kendaraan Pribadi Saat Arus Balik, Menhub Lepas 22 Bus Pemudik di Giwangan