SuaraJogja.id - Ibu Kota Nusantara (IKN) berpotensi diguncang gempa bumi. Hal ini disebabkan oleh keberadaan sejumlah sesar atau patahan tua di wilayah tersebut.
Ahli Gempa Bumi UGM Yogyakarta Gayatri Indah Marliyani meminta semua pihak mengantisipasi hal tersebut. Termasuk dari sisi pembangunan yang kini tengah dilakukan.
"Antisipasinya karena ini mumpung baru memulai pembangunan ya artinya semua standar bangunan juga harus mengikuti kemungkinan potensi maksimum magnitudo itu," kata Gayatri dikutip Sabtu (27/4/2024).
Berdasarkan data-data yang ada, Gayatri menilai kegempaan yang terjadi masih akan berkisar pada magnitudo 4-5 saja.
"Sehingga apa yang dibangun di situ ya sudah disiapkan untuk menghadapi kemungkinan adanya goncangan dari gempa bumi di situ," ucapnya.
"Jadi sebaiknya ya antisipasinya apa yang akan dibangun juga disesuaikan dengan adanya potensi itu," imbuhnya.
Walaupun memang hingga saat ini potensi kegempaan yang muncul di IKN masih cukup minim atau jarang. Namun bukan berarti hal itu bisa disepelekan begitu saja.
Mengingat kondisi tanah di IKN yang cenderung gambut memberikan dampak lebih. Sehingga desain bangunan sangat krusial untuk diperhatikan.
"Ada [efek tanah gambut]. Memang gambut itu pasti punya karakter yang berbeda seperti kekompakan tanahnya juga berbeda sehingga desain dari bangunan juga harus disesuaikan," ujarnya.
"Setiap daerah itu, misal untuk pembangunan di daerah yang tipe tanahnya gambut dengan tipe tanah batuan keras tentu saja berbeda," tambahnya.
Gayatri menyatakan sesar-sesar tua itu tidak seaktif seperti yang berada di kawasan Pulau Jawa, Sumatera, hingga Pesisir Laut Selatan. Kendati demikian, potensi itu tidak sepenuhnya hilang.
Meskipun kecil dan jarang potensi kegempaan di kawasan Kalimantan, khususnya IKN tetap dapat terjadi sewaktu-waktu. Sehingga seluruh pihak tetap diminta untuk waspada ke depan.
"Tapi sekali lagi ya setiap kondisi itu sebenarnya tinggal ada penyesuaian tentang desain. Jadi sebenarnya tidak masalah asal desainnya sudah disesuaikan," kata dia.
Berita Terkait
-
SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta Gelar Career Day Bersama UGM, UNY, dan UPN
-
Imbas Dana Transfer ke Jakarta Dipangkas Rp15 Triliun, Pembangunan Rusun hingga GOR Terancam Ditunda
-
Cerita Di Balik Desain Cyber Mecha dari OMODA 04 yang Baru Diperkenalkan
-
Tanggapi Sengkarut Utang Kereta Cepat, AHY: Saya Tak Mau Ada Polemik!
-
AHY Ungkap PR Prabowo Setelah 1 Tahun Menjabat: 9,9 Juta Keluarga Tidak Punya Rumah
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag