SuaraJogja.id - Masalah sampah di Kota Yogyakarta semakin parah. Tak hanya berserakan di sejumlah ruas jalan, tumpukan sampah juga menutup saluran air di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Winongo, Patangpuluhan, Yogyakarta.
Sejumlah warga pun protes dengan kondisi tersebut. Sebab masalah tersebut belum juga teratasi hingga saat ini dan bisa mengganggu kesehatan warga karena terjadi pencemaran lingkungan.
"Selain mengganggu saluran air, bau tak sedap yang ditimbulkan mengancam kesehatan warga setempat," ungkap salah seorang warga, Peni di Yogyakarta, Rabu (15/05/2024).
Menurut wanita 42 tahun tersebut, masalah sampah muncul sejak Selasa (14/05/2024) malam. Tumpukan sampah terus bertambah di kawasan tersebut karena warga membuang sampah di hulu sungai yang melewati RTH Winongo.
Baca Juga: Seorang Pemuda Diduga Jadi Korban Kejahatan Jalanan di Kota Jogja, Polisi Lakukan Penyelidikan
"Warga sebenarnya sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang tapi ya belum ditangani," tandasnya.
Sementara warga Suryowijayan yang kerap memancing di sekitar RTH Winongo, Taufik mengungkapkan dia seringkali melihat warga membuang sampah di sungai. Akibatnya sampah mengalir ke RTH.
Pembuangan sampah ke sungai tersebut dilakukan warga hingga dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Namun kemungkinan pembuang sampah di Sungai Winongo tersebut bukan merupakan warga di sekitar RTH.
"Biasanya mulai sehabis maghrib itulah [paling banyak] warga membuang sampah di sungai. Mungkin mereka menganggap solusi paling mudah adalah membuang sampahnya di sungai," jelasnya.
Taufik menambahkan, upaya pembersihan yang dilakukan petugas pun tidak menyelesaikan masalah sampah. Dia melihat petugas menggelontorkan sampah ke aliran utama Sungai Winongo dibawa ke darat.
Karenanya Taufik berharap ada langkah konkret dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah sampah. Dengan demikian darurat sampah di Kota Yogyakarta tidak semakin parah dan mengganggu kesehatan warga maupun mencemari lingkungan.
"Tidak ada sejarahnya sampah ini diangkut, dulu sekali pernah. Tetapi hanya diangkat dan dimasukkan ke karung dan ditinggal di tepi sungai, ini butuh solusi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Yogyakarta, Status Siaga Diperpanjang!
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Bali Larang Air Kemasan Plastik! Langkah Radikal Selamatkan Pulau Dewata dari Tsunami Sampah
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Puncak Arus Balik, 31 Ribu Orang Diberangkatkan dari Daop 6 Yogyakarta
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai