SuaraJogja.id - Pemda DIY meminta masyarakat mewaspadai sebaran penyakit pada hewan kurban menjelang Idul Adha. Sebab dimungkinkan muncul penyakit pada ternak seperti Lumpy Skin Disease (LSD), penyakit mulut dan kuku (PMK) serta antraks.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, ketersediaan hewan kurban sapi potong di wilayah di DIY sebanyak 36.345 ekor. Sedangkan kebutuhan pada Idul Adha mendatang diperkirakan mencapai 26.347 ekor.
Angka ini surplus sebesar 10.989 ekor. Kabupaten Gunung Kidul dan Bantul menjadi penyumbang paling besar masing-masing sebanyak 17.380 ekor dan 8.089 ekor.
"Kadang di lapangan itu tidak tahu mungkin kemarin [ternak] sehat dan ke depannya bagaimana kan harus selalu dipastikan sehat. Ketika ada kondisi yang perlu masyarakat pastikan jangan ragu bawa ke pos pemeriksaan untuk ditindaklanjuti," papar Plt Kepala DPKP DIY, Hery Sulistio Hermawan, Jumat (7/6/2024).
Menurut Hery, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pencegahan hewan kurban terserang penyakit. Diantaranya melalui pemantauan kesehatan dan keamanan hewan di pasar dan ternak mandiri bersama Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM.
Selain itu pemantauan hewan ternak di tingkat kabupaten/kota. Uji laboratorium untuk mengetahui status PMK dan antraks kepada hewan keluar dan masuk ke DIY juga dilakukan.
"Pemantauan dilakukan agar daging hewan kurban yang dikonsumsi oleh warga memang benar-benar aman dan berasal dari ternak yang sehat. Sebab bisa saja menjelang hari raya hewan tersebut sehat namun setelahnya terjangkit penyakit," tandasnya.
Hery menambahkan, para petugas juga memberikan vaksin beberapa bulan sebelum hewan siap untuk dikurbankan. Peternak dari Yogyakarta bisa membawa ternak yang akan dibawa ke luar daerah untuk mendapatkan vaksin gratis.
"Vaksin diberikan tidak hanya bagi hewan yang akan digunakan di DIY tapi kalau ada peternak yang hewannya mau dijual ke luar DIY kami juga sediakan vaksin gratis," jelasnya.
Baca Juga: Pengawasan Ketat! Hewan Kurban di DIY Bebas Penyakit Menular
Sementara Sekda DIY Beny Suharsono mengungkapkan, penyakit yang biasa muncul pada hewan ternak biasanya dipicu kondisi cuaca. Pemda pun memberikan perhatian khusus bagi ternak di Gunung Kidul karena sebaran ternak paling banyak berada di sana serta riwayat antraks yang kerap bermunculan di wilayah itu.
"Kami melibatkan mahasiswa FKH UGM untuk mendeteksi potensi penyakit yang ada di hewan ternak," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Bantul Rombak Pejabat Tinggi! Ini Alasan dan Janji Bupati Soal Pelayanan Publik
-
Strategi Jitu Jogja Dongkrak Wisata Saat Sepi Pengunjung, Ini Rahasianya
-
Setahun Prabowo-Gibran: Kedaulatan Energi Nol Besar! Pengamat: Kebijakan Setengah Hati
-
DANA Kaget Gratis untuk Warga Jogja, Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktifnya
-
DIY Siaga, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem dan Bencana Susulan Mengintai