SuaraJogja.id - Beberapa tahun terakhir muncul fenomena yang mengkhawatirkan di dunia pendidikan vokasi. Sejumlah sekolah vokasi, termasuk di bidang pariwisata dan perhotelan, terpaksa tutup akibat berbagai tantangan seperti penurunan jumlah mahasiswa, kesulitan finansial, dan ketidakmampuan beradaptasi dengan tuntutan industri yang terus berubah.
Belum lagi program Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang membuka beragam seleksi mahasiswa baru, termasuk Program Diploma (D3) atau Vokasi dari Jalur Mandiri. Akibatnya banyak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang protes karena kekurangan mahasiswa.
"Kondisi ini salah satunya membuat sekolah vokasi harus membuat strategi dan inovasi," ujar Kepala Program Studi D3 Perhotelan Stipram, Deni Dwi Ananti disela Seating System di Yogyakarta, Rabu (21/8/2024).
Di bidang pariwisata, menurut Deni, kunci untuk bertahan dan berkembang adalah inovasi dan relevansi dengan kebutuhan industri. Karenanya langkah strategis untuk memastikan kelangsungan dan kualitas pendidikannya.
Baca Juga: Lautan jadi Ruang Persalinan, Mahasiswa KKN UGM Selamatkan Nyawa Ibu dan Bayi di Pulau Liki
Diantaranya melalui pembaruan kurikulum. Pembaruan dilakukan melalui kerja sama dengan praktisi industri untuk memastikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan terkini.
Program Sekolah Vokasi pun menekankan pendidikan mahasiswanya pada 70 persen praktik dan 30 persen teori. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan lulusan yang terjun ke dunia kerja.
"Menjalin kemitraan erat dengan industri perhotelan untuk magang dan penempatan kerja dibutuhkan, termasuk ke luar negeri. Hal ini akan membuka peluang magang di luar negeri, meningkatkan daya saing global lulusan," jelasnya.
Yang tak kalah penting, kampus memberikan sertifikat kompetensi tambahan kepada mahasiswa yang diakui secara internasional. Dengan demikian bisa meningkatkan nilai jual lulusan di pasar kerja.
Diversifikasi Program juga dilakukan melalui pembukaan program-program baru yang sesuai dengan tren industri. Dengan terus berinovasi dan menjaga kualitas, maka Sekolah Vokasi dapat terus menarik minat calon mahasiswa dan mempertahankan reputasi kami di industri.
Baca Juga: Reservasi Hotel di Jogja Rendah Pengaruh Pemalsuan Data di Google Bisnis? Begini Penjelasan PHRI DIY
"Jadi tidak hanya fokus pada bertahan, tetapi juga pada pertumbuhan," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global