Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 16 Agustus 2024 | 20:55 WIB
Muhammad Ivan Pratista, Mahasiswa KKN-PPM UGM unit Sarmi dapat membantu proses persalinan seorang ibu bernama Nice Isabel Kondi di tengah lautan lepas Pulau Liki, Kabupaten Sarmi, Papua, Sabtu (10/8/2024). (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Muhammad Ivan Pratista, Mahasiswa KKN-PPM UGM unit Sarmi dapat membantu proses persalinan seorang ibu bernama Nice Isabel Kondi di tengah lautan lepas Pulau Liki, Kabupaten Sarmi, Papua, Sabtu (10/8/2024) lalu.

Niat awal ia hanya ingin mengantar si ibu menuju fasilitas kesehatan terdekat. Namun mahasiswa Program Studi Profesi Kedokteran itu justru berhasil membantu persalinan dengan selamat.

Kisah ini bermula ketika Ivan dan anggota tim KKN-PPM UGM yang lain tengah melaksanakan program KKN seperti biasa. Lalu tiba-tiba ada kabar seorang ibu hendak melahirkan.

Ivan lantas bergegas memeriksa kondisi Mama Nice yang sedang dalam posisi pembukaan tiga. Persalinan di Sarni, biasanya dilayani di Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah tersebut.

Baca Juga: Kisah Haru Orang Tua Gantikan Sang Putri yang Telah Tiada Kuliah di FEB UGM

Sayangnya saat itu petugas kesehatan sedang tidak berada di tempat. Mengingat kondisi yang sudah di ujung tanduk, semua sepakat untuk membawa ke rumah sakit di pulau utama.

Persoalan tak berhenti di situ, akses menuju ke rumah sakit di pulau utama pun harus dilewati dengan menyeberangi lautan. Mereka pun harus menggunakan kapal speedboat untuk itu.

Hanya dengan dibekali peralatan terbatas berupa perawatan untuk luka dan infus, Ivan bergegas menuju kapal cepat itu. Di sana sudah ada Mama Nice ditemani beberapa ibu kader posyandu.

Saat itu Mama Nice sudah dalam kondisi kontraksi dan lemas. Ivan menjadi satu-satunya mahasiswa KKN-PPM UGM yang ikut mengantar Mama Nice melahirkan ke pulau utama.

Tiga puluh menit perjalanan dan posisi kapal di tengah lautan lepas, Mama Nice mulai mengalami kontraksi yang hebat. Pembukaan pun semakin besar dan harus segera dibantu bersalin.

Baca Juga: Tidak Terakreditasi, 84 PTS di Kota Ini Terancam Gulung Tikar

Melihat kondisi itu Ivan bersiap untuk membantu Mama Nice untuk persalinan. Meskipun peralatan yang terbatas, Ivan mencoba tetap percaya diri dan bertekad kuat untuk membantu Mama Nice.

Keyakinan itu membuat Ivan langsung mengambil alih situasi. Dia memutuskan untuk memberhentikan perjalanan di laut lepas dan memulai persalinan di atas speedboat.

"Bersyukur, persalinan dapat berjalan dengan lancar, kira-kira pukul dua siang lahir bayi laki-laki dengan sehat dan ibunya pun sehat," ucap Ivan dengan lega, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/8/2024).

Ivan mengaku tak pernah ada dibenaknya bisa menolong ibu melahirkan saat KKN di Pulau Liki. Apalagi berujung manis ketika persalinan berjalan lancar dan semua dalam kondisi baik.

Anak laki-laki itu diberi nama Ivan Maureets Teno, esuai dengan nama Ivan yang telah menolong ibu dari bayi tersebut.

"Saya beri nama Ivan," kata Mama Nice dengan berkaca- kaca.

"Saya berterima kasih dan bersyukur kepada orang-orang telah menyelamatkan jiwa saya dan anak saya," imbuhnya.

Ivan yang mengetahui hal itu hanya bisa tersenyum dan ikut haru.

"Ivan merupakan nama saya, Maureets nama driver speedboat, dan Teno adalah nama marganya," sambung Ivan.

Direktur Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, Rustamaji mewakili keluarga besar UGM memberikan apresiasi kepada keberanian Ivan membantu ibu bersalin. Diharapkan kisah ini dapat memberi dampak positif bagi KKN-PPM UGM lainnya.

"Semoga kisah ini memberikan dampak positif bahwa KKN-PPM UGM yang hampir menjangkau seluruh wilayah Indonesia hingga di wilayah terluar memberikan banyak pengalaman yang menjadi bekal para mahasiswa untuk semakin mencintai Indonesia dan mengabdi untuk negeri," pesan Rustamadji.

Diketahui, Pulau Liki merupakan salah satu pulau terluar di timur Indonesia berada di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Dengan jumlah penduduk kurang lebih hanya 300 orang dengan 92 kepala keluarga yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan.

Load More