SuaraJogja.id - Dugaan penganiayaan kabarnya dialami oleh seorang pendukung pasangan calon (paslon) di Pilkada Sleman 2024. Namun, dari hasil penelusuran di lokasi, terungkap fakta lain.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, dugaan penganiayaan tersebut melibatkan seorang ibu rumah tangga yang tak lain merupakan warga setempat.
Sekadar informasi, beredar berita bahwa seorang pendukung paslon di Pilkada Sleman 2024 mengalami penganiayaan di Grogolan Kalurahan Umbulmartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Kamis (7/11/2024) malam.
Polisi menyebut, pemicunya adalah persoalan pemasangan alat peraga kampanye (APK). Masih menurut polisi, dua belah pihak sama-sama membuat laporan.
Baca Juga: Taktik Kustini Tingkatkan Kualitas Pasar Tradisional, Pertebal dengan Layanan Senyum
Peristiwa dugaan tindak pidana penganiayaan itu tengah dalam penyelidikan Satreskrim Polresta Sleman.
"Kasus sedang kami dalami," kata Kasatreskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, Jumat (9/11/2024) malam.
Ia menyatakan, polisi menerima laporan dari dua pihak yang sama-sama mengklaim sebagai korban.
Namun demikian, Riski tidak mau mengungkap, apakah pihak-pihak yang mengaku korban merupakan pendukung paslon berbeda atau tidak di Pilkada Sleman 2024.
"Kami fokus menangani perkara pidananya saja," tegasnya.
Baca Juga: Strategi Harda Kiswaya Kelola Pasar Tradisional di Sleman, Digitalisasi dan Revitalisasi
Ibu rumah tangga
Dalam keterangan kepada sejumlah media, Tim Kuasa Hukum Paslon 01, Enji Pusposugondo, mengemukakan bahwa korban penganiayaan merupakan pendukung Kustini-Sukamto (Kusuka).
"Korban dikeroyok sampai luka-luka," akunya.
Tapi, dari keterangan beberapa saksi, korban justru seorang ibu rumah tangga. Ia mendapat perlakuan kurang terpuji dari pendukung paslon 01, yang mengklaim pula sebagai korban.
"Ibu rumah tangga berinisial F sedang di dalam rumah ketika mendengar ada orang teriak-teriak," kata pendamping F, Iwan Setiawan.
Mendengar ada kegaduhan, F pun keluar dari rumah. Di luar ternyata ada empat laki-laki. F melihat satu di antaranya masih teriak-teriak sambil memukul pagar rumah.
"Lalu, F menemuinya dan bertanya ada apa. Alih-alih menjawab, pelaku malah terus teriak," imbuh Iwan.
Tanpa sebab, sekonyong-konyong, pelaku kemudian memukul F yang notabene seorang ibu rumah tangga, mengenai bagian dada dan perut sebelah kiri.
Takut dan kesakitan, F memilih masuk ke dalam rumah. F kemudian melaporkan penganiayaan itu ke Polresta Sleman.
"Korban mengalami sakit dan nyeri di dada serta perut sebelah kiri. Ia minta pendampingan hukum kepada saya," tutur Iwan.
Diduga mabuk
Pelaku yang menganiaya F diduga mabuk. Selain teriak-teriak, ia juga menggedor-gedor pintu rumah F dan menantang orang yang ada di lokasi kejadian.
Menurut saksi yang enggan diungkap identitasnya, pelaku cedera karena oleng dalam kondisi mabuk, tidak bisa menjaga keseimbangan, sehingga jatuh sendiri.
"Pelaku jatuh, kemudian terbentur dinding sungai. Tidak ada penganiayaan. Justru ia yang menganiaya ibu rumah tangga," bebernya.
Ia menambahkan, sebelum kejadian, teman pelaku berjumlah tiga orang sudah berupaya mengajak pulang. Namun, pelaku malah menganiaya F dan menantang orang-orang.
"Ia teriak-teriak tidak takut dengan siapa pun. Eh, ia sempoyongan karena mabuk dan terjungkal ke sungai," kata saksi.
Iwan dan warga menyayangkan penggorengan isu penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku. Hal itu mencederai kampanye pilkada nan aman dan damai.
"Tidak ada kaitannya dengan Pilkada Sleman. Kenyataannya adalah gesekan antara pendukung paslon vs ibu rumah tangga," tandas saksi, diamini oleh warga lain.
Berita Terkait
-
Sadis! Bocah 10 Tahun Disetrum, Dicekoki Miras dan Dibanting di Pabrik Padi, 3 Tersangka Diringkus!
-
Dituduh Mencuri, Bocah 10 Tahun di Tangerang Disetrum hingga Disiram Air Miras
-
Klaim Perusakan APK Makin Masif Jelang Pencoblosan, Kubu RK-Suswono Janji Bakal Seret Pelakunya ke Bawaslu
-
Pede Menangkan Pram-Rano Satu Putaran, 15 Ribu Relawan Anies 'Anak Abah' Siap Jaga Ketat TPS pada 27 November
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
Terkini
-
Viral Video Truk Buang Sampah Ilegal di Hutan Gunungkidul, WALHI Desak Pemda DIY Bertindak
-
Timses Pede Heroe-Pena Menang Pilkada Yogyakarta, Target 40 Persen Suara Terkunci
-
Mary Jane Bisa Kumpul Keluarga, Buat Pesan Menyentuh sebelum Keluar dari Lapas Jogja
-
Menteri LH Marah soal Sampah, 5 Truk dari Jogja Tertangkap Basah Buang Limbah di Gunungkidul
-
Anggaran Sampah Jogja Terungkap, hanya 40 Persen dari Rp96 Miliar untuk Atasi Timbunan