SuaraJogja.id - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 'Metanoia' 2024 resmi berakhir, Sabtu (7/12/2024) kemarin. JAFF edisi ke-19 ini dihadirì lebih dari 24.000 pengunjung selama delapan hari penyelenggaraannya.
"JAFF yang semakin dewasa ini terasa juga dari respon semua penonton dan pesertanya di tahun ini. Semoga semua bentuk antusiasme dan umpan balik dari semua peserta JAFF19 ini turut menjadi pendorong dan penggerak semakin bergairahnya perfilman Indonesia selama setahun mendatang," ujar Ifa Isfansyah, selaku Direktur Jogja-NETPAC Asian Film Festival, dikutip Minggu (8/12/2024).
Tidak hanya pemutaran film saja yang dihadirkan dalam JAFF ke-19 ini. Ada pula sejumlah program non screening seperti public lecture, workshop, forum komunitas serta pelatihan untuk filmmaker.
Salah satu di antaranya adalah Masterclass bersama Tsai Ming Liang, tokoh sinema kontemporer yang berpengaruh, terutama dalam gelombang baru sinema Taiwan.
Baca Juga: Maudy Koesnadi hingga Freya JKT48 Bintangi "1 Kakak 7 Ponakan", Film Keluarga yang Sarat Makna
Dari screening kehadiran program Nocturnal atau penayangan film-film di jam menjelang tengah malam atau midnight show kembali menarik minat banyak penonton. Hadir pula program cinematic concert yaitu Samsara dengan iringan musik live serta penampilan kolaborasi Sal Priadi dan Kunto Aji.
"Tahun ini kami kembali menghadirkan Bioskop Bisik untuk teman-teman buta dan tuli dengan berharap inklusivitas festival yang menjadi karakter JAFF dapat terus terjaga dan dilakukan secara konsisten," ujar Direktur Eksekutif JAFF Ajish Dibyo.
Ada pula penayangan program Layar Anak Indonesiana yang diramaikan oleh anak dan keluarga. Dia berharap konsistensi itu bisa dapat terus dijaga dan dikembangkan.
"Ke depannya, kami ingin terus mempertahankan semangat keberagaman dengan kembali berinovasi untuk menghadirkan bentuk-bentuk yang baru dan semakin kreatif lagi," imbuhnya.
Sejumlah film pun turut diumumkan dalam gelaran JAFF19 kali ini. Film Happyend karya sutradara Neo Sora meraih penghargaan tertinggi Golden Hanoman dan Viet and Nam karya sutradara Trng Minh QuĂ˝ meraih Silver Hanoman.
Baca Juga: Dukung Sineas Muda di JAFF ke-19, BSM Rental Gelar Speed-Dating Investasi Film Senilai Rp1 M
Ada pula film When The Wind Rises karya sutradara Hung Chen menyabet Blencong Award dan JAFF Student Award.
Lalu ada film Yohanna karya sutradara Razka Robby Ertanto terpilih menjadi pemenang penghargaan Indonesian Screen Awards sekaligus untuk 5 kategori, yaitu Best Film, Best Storytelling dan Best Director (Razka Robby Ertanto), Best Performance (Laura Basuki, Kirana Putri Grasela, Iqua Tahlequa) serta Best Cinematography (Odyssey Flores).
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
7 Motor Bekas Murah Rp2-3 Jutaan: Irit dan Bandel, Kembalikan Kenangan Masa Lalu
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik Mei 2025
-
Profil Nicholas Nyoto Prasetyo Dononagoro, Ketua Koperasi BLN Dugaan Investasi Bodong
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
Terkini
-
Program Sekolah Rakyat Tinggal Hitungan Bulan, Muhammadiyah Desak Prabowo Fokus dan Kolaboratif
-
Warga Jogja Jangan Ketinggalan, Link Aktif Klaim Saldo DANA Kaget di Sini
-
BMW Hantam Motor di Palagan, Mahasiswa Tewas! Netizen Geruduk Kampus Pelaku?
-
Bangun Insinerator Swadaya, Warga Kricak Kidul Sulap Sampah Residu jadi Energi
-
Detik-detik Kecelakaan Motor di Godean, Korban Cedera Parah