SuaraJogja.id - Dua ruas jalan di Gunungkidul terancam putus. Dua ruas menghubungkan Kabupaten Klaten dengan Gunungkidul dan satu ruas lagi menghubungkan 3 kampung. Hal ini bakal mengganggu proses perjalanan dari dua wilayah selama musim liburan Natal dan Tahun Baru 2025 nanti.
Kapolsek Gedangsari, AKP Suryanto menuturkan di wilayah Kapamewon Gedangsari telah terjadi Retakan jalan di Jalan Provinsi Penghubung Gedangsari - Wedi Klaten serta terjadi rawan longsor. Retakan tersebut tepatnya terjadi di Dusun Wungurejo 06/04 Plasan Watugajah Gedangsari.
"Retakan itu mulai muncul pada hari Rabu 18 Desember 2024 kemarin," ujar dia dikutip Sabtu (21/12/2024).
Dia menyebut retakan jalan terjadi hampir separuh badan jalan dengan panjang kurang lebih 30 meter, lebar sekitar 3 meter. Akibatnya terdapat satu buah tiang listrik yang berada di posisi tanah yang berpotensi longsor dan jika roboh akan mengganggu penerangan masyarakat.
Sebelumnya Personil Polsek Gedangsari telah memasang police line sebagai tanda bahaya di lokasi di Dusun Wungurejo RT 06/ 04, Plasan Watugajah Gedangsari. Dia menghimbau kepada masyarakat yang berencana ke Gunungkidul terutama pengendara kendaraan besar disarankan tidak melalui jalan Clongop dan jalan Jelok.
"Kami imbau hindari ruas jalan ini," ujar dia.
Kemudian sebuah jalan kampung di Padukuhan Pugeran, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, ambrol setelah diguyur hujan deras beberapa waktu lalu. Jalan yang menghubungkan tiga padukuhan tersebut hanya dapat dilalui oleh satu kendaraan, yakni sepeda motor.
Dukuh Pugeran, Agus Setiawan, mengatakan ambrolnya jalan tersebut disebabkan hujan deras pada pekan lalu. Hal itu mengakibatkan jalan sepanjang 9 meter dengan ketinggian 8 meter ambrol.
Setelah kejadian tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul memberikan bantuan senilai Rp20 juta dalam bentuk material untuk perbaikan badan jalan yang ambrol.
Baca Juga: Lintas Agama di Sleman Gaungkan Pesan Damai Jelang Natal 2024
"Masih kurang. Kami akhirnya swadaya. Ada donatur juga, ada yang memberi bantuan tenaga, batu, semen, dan pasir," kata Agus.
Agus menjelaskan bahwa jalan tersebut merupakan salah satu jalur yang menghubungkan tiga padukuhan, yakni Padukuhan Pugeran, Purwo, dan Duren. Sehingga, selama masa perbaikan, warga harus mencari jalan alternatif lain yang lebih jauh.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
5 Alasan Transportasi Bus Masih Jadi Pilihan untuk Jarak Jauh
-
Ulah Polos Siswa Bikin Dapur SPPG Heboh: Pesanan Khusus Lengkap dengan Uang Rp3.000 di Ompreng!
-
Numpang Tidur Berujung Penjara: Pria Ini Gasak Hp Teman Kos di Sleman
-
Waduh! Terindikasi untuk Judol, Bansos 7.001 Warga Jogja Dihentikan Sementara
-
Dijebak Kerja ke Kamboja: Pemuda Kulon Progo Lolos dari Sindikat Penipuan hingga Kabur Lewat Danau