Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 20 Desember 2024 | 18:53 WIB
Pertemuan lintas agama di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Minomartani, Jumat (20/12/2024). [Suarajogja.id/Hiskia]

SuaraJogja.id - Sejumlah organisasi lintas agama melakukan koordinasi jelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Pertemuan itu dalam rangka koordinasi terkait ketentraman dan ketertiban jelang tutup tahun dan sekaligus menyambut tahun baru.

Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sahat Martin Philips Sinurat, Ketua Pemuda Katholik Stefanus Asat Gusma, perwakilan Pemuda Muhammadiyah Pusat, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin, dan perwakilan Gereja Katholik St. Petrus dan Paulus.

Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Addin Jauharuddin mengatakan bahwa pertemuan ini menggaungkan pesan kemanusiaan jelang Hari Raya Natal.

"Kita berharap bisa memberikan spirit kedamaian dan kesatuan," kata Addin di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Minomartani, Jumat (20/12/2024).

Baca Juga: Prambanan Diprediksi jadi Pintu Masuk Terpadat ke Jogja Saat Nataru, Ini Solusi dari Polisi

Menurut Addin, saat ini semua pihak punya PR besar bagaimana membangun Indonesia lebih ke depan lebih maju dan bagus. Hal itu bisa terwujud ketika semua komponen lintas agama dapat bersatu.

"Fungsinya lintas agama itu tidak hanya berbicara soal perdamaian kemudian kerukunan beragama tapi juga bagaimana melakukan lompatan lebih jauh yaitu mulai berbicara bagaimana sumber daya manusia lintas organisasi juga diperbaiki, ekonomi masyarakat diperbaiki melalui tangan-tangan para kader lintas agama," tuturnya.

Dia berharap pertemuan lintas agama di Sleman ini dapat menularkan spirit kerukunan yang sama di berbagai lokasi di Indonesia. Selain itu, ditambahkan Addin, silatuahmi antar umat itu bisa terus terjalin.

"Mungkin kita terbatas tapi berharap inspirasi ini bisa menularkan kepada sahabat-sahabat lintas agama di banyak provinsi dan Jogja ini bisa menjadi role model yang baik," tandasnya.

Pendeta GKJ Minomartani Kriswoyo menyatakan bahwa pertemuan kali ini merupakan penegasan atas simbol kerukunan umat beragama. Sekaligus pengingat bahwa di dalam masyarakat terdapat perbedaan yang semestinya bisa lebih menguatkan.

Baca Juga: Libur Nataru, Polda DIY Siapkan Strategi Pengamanan Hadapi Lonjakan 9,5 Juta Wisatawan

"Momen ini nampaknya menjadi peneguh atau penegas bagaimana supaya ya kami atau kita memang hidup berdampingan dengan yang lain dengan saling menghormati," ujar Kriswoyo

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengungkapkan rasa bangganya atas diselenggarakannya pertemuan organisasi lintas agama di wilayah Kabupaten Sleman.

Menurutnya, pertemuan ini memiliki semangat yang sama dengan visi Kabupaten Sleman yaitu mewujudkan Sleman sebagai rumah bersama yang menjunjung tinggi kebersamaan, toleransi antar umat beragama, dan berjiwa gotong royong.

"Dalam visi kami yaitu terwujudnya Sleman sebagai rumah bersama, karena kami memahami bahwa di Sleman masyarakatnya sangat beragam, baik dari suku, agama, dan keyakinan," ucap Danang.

Load More