Hasil yang saya presentasikan di sini berasal dari model makro kami dan menyarankan bahwa dampak kebijakan agresif AS dalam hal tarif 60% untuk China, tarif 10% untuk negara-negara lain, serta pembatasan imigrasi ke AS dan kebijakan fiskal ekspansif, secara keseluruhan hanya memiliki efek yang relatif moderat pada ekonomi di Asia.
Bahkan China yang paling terpengaruh, hanya akan mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 0,3% per tahun. Jika dilihat dari model perdagangan, dampak pertumbuhan ini bahkan lebih kecil dan tidak memperhitungkan respons ekonomi lain yang mungkin dilakukan China.
Salah satu alasannya adalah bahwa eksposur China terhadap ekspor ke AS, baik langsung maupun tidak langsung, telah menurun seiring waktu dan kini kurang dari 3% dari PDB mereka.
Anda dapat melihat di sini bahwa model kami sebenarnya memprediksi efek yang sedikit positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi pesan kami kepada pemerintah di kawasan ini adalah bahwa Asia telah menunjukkan ketahanan luar biasa terhadap serangkaian guncangan dalam beberapa tahun terakhir, dimulai dengan pandemi, harga komoditas tinggi, geopolitik, dll. Meskipun ketidakpastian membuat perencanaan menjadi sulit dan menyulitkan perusahaan untuk membuat keputusan investasi, tidak perlu takut karena Asia tetap tangguh dan mampu merespons.
Baca Juga: Nggak Pakai Ribet, Virtual assistant BRI Bisa Bantu Temukan Lokasi Supermarket Terdekat
Saya rasa dengan terus menjaga manajemen makroekonomi yang sehat dan terus memperhatikan perubahan baik dari faktor eksternal maupun internal, Asia dapat menghadapinya. Sekarang saya ingin beralih dan berbicara tentang apa yang dapat ditunjukkan oleh penelitian tentang kapan pembiayaan mikro benar-benar bisa menjadi transformasional.
Lebih dari satu dekade yang lalu, Abhijit Banerjee dan Esther Duflo menulis buku berjudul Poor Economics di mana mereka menyatakan keraguan tentang apakah pembiayaan mikro dapat benar-benar meningkatkan pendapatan dan konsumsi secara berkelanjutan.
Itu didukung oleh sebuah volume simposium yang mempresentasikan enam studi uji kontrol acak yang cukup ketat di berbagai negara di dunia, dan mereka benar-benar tidak menemukan bukti yang kuat bahwa program pembiayaan mikro yang dievaluasi benar-benar secara signifikan meningkatkan pendapatan dan konsumsi, meskipun evaluasi ini cenderung bersifat jangka pendek.
Namun, bulan lalu di sebuah acara, Banerjee memberikan presentasi untuk mencoba mengulas temuan Poor Economics dan mencoba bertanya, apa yang benar dan apa yang salah, karena ketika mereka menulis buku tersebut, jumlah studi uji kontrol acak masih relatif sedikit.
Hari ini, ada lebih banyak studi, dan satu hal yang dia temukan adalah bahwa skeptisisme terhadap pembiayaan mikro mungkin terlalu dini. Bahkan dalam studi di India, setelah enam tahun program pembiayaan mikro diterapkan, dampaknya sangat substansial dan signifikan.
Baca Juga: Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
Dampak tersebut didorong oleh sekelompok wirausahawan yang benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk mengakses kredit guna melakukan investasi yang lebih besar dan meraih peningkatan pendapatan yang sangat besar.
Ini tentu saja merupakan kisah yang bagus untuk pengembangan UMKM atau kewirausahaan.
Berita Terkait
-
Hari Kartini: Holding UMi BRI Ciptakan Ekonomi Inklusif dan Kesetaraan Gender
-
Semakin Ramah Pengguna, Super App BRImo Kini Tersedia dalam Dua Bahasa
-
Dukungan BRI Antar Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional
-
Diakui Dunia, Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Berkat Program Klasterkuhidupku BRI, Klaster Usaha Tenun Ulos Ini Sukses Berdayakan Perempuan
Terpopuler
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
- 7 Produk Skincare Pemutih Wajah Recommended Bersertifikat BPOM
- HP Murah Itel A90 Lolos Sertifikasi di Indonesia: Usung RAM 12 GB, Desain Mirip iPhone
- 3 Klub Diprediksi Jadi Labuhan Baru Stefano Cugurra di BRI Liga 1 Musim Depan
- Akal Bulus Demi Raih Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Main dengan '12 Pemain'?
Pilihan
-
Cerita Pria 57 Tahun di Mataram Akhirnya Dapat SK PPPK Tapi Setahun Lagi Pensiun
-
Rafael Struick Ditendang vs Adelaide United, Brisbane Roar Kini Diamuk Netizen Indonesia
-
Tak Hanya Barang Bajakan dan QRIS, AS Juga Protes Soal UU Produk Halal RI
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Lancar Main FF, Terbaik April 2025
-
Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Peredaran Narkoba, Dua Residivis Kembali Diamankan
Terkini
-
Rentetan Maut di Kos Jogja Kembali Terjadi! Dosen Jadi Korban, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Polisi Selidiki Kematian Pria di Indekost Sleman, Dugaan Penyebabnya Masih Didalami
-
Resmi Berdiri, XLSMART Jadi Kekuatan Baru Masa Depan Digital Indonesia
-
Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
-
Komitmen BRI Holding Mikro Untuk Kesejahteraan Gender, 14,4 Juta Pengusaha Dapat Dukungan