Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 17 Februari 2025 | 09:45 WIB
Sidak pangkalan gas melon di sejumlah titik di Yogyakarta, Selasa (11/2/2025). [Kontributor Suarajogja.id/Putu]

SuaraJogja.id - Sejak beberapa hari terakhir, masyarakat Bantul mengalami kesulitan dalam mendapatkan elpiji 3 kilogram. Selain langkanya stok, harga gas bersubsidi yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu ini mengalami kenaikan di tingkat pengecer hingga mencapai Rp25 ribu per tabung.

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul mengakui bahwa pasokan elpiji 3 kilogram dalam beberapa hari terakhir memang berkurang, namun tidak sampai mengalami kelangkaan.

"Hasil pemantauan di lima kapanewon menunjukkan bahwa elpiji 3 kilogram memang terbatas, tetapi tidak langka," ujar Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Perdagangan DKUKMPP Bantul, Zona Paramitha dikutip Senin (17/2/2025).

Menurut Zona, berkurangnya pasokan ini merupakan dampak dari tingginya konsumsi elpiji pada Januari 2025 lalu. Libur panjang dan meningkatnya aktivitas pariwisata menyebabkan permintaan elpiji melonjak. Untuk mengatasi lonjakan tersebut, pemerintah sebenarnya telah memberikan tambahan kuota.

Baca Juga: Warga Gunungkidul Kesulitan Dapat Gas Elpiji 3 Kg, Pasokan Terhambat Cuaca dan Distribusi

Selain itu, faktor lain yang memengaruhi keterbatasan stok adalah meningkatnya hajatan di bulan Januari. Ditambah lagi, bulan lalu memiliki lima minggu, sementara pengiriman elpiji hanya dilakukan empat kali dalam sebulan. Akibatnya, pada minggu terakhir tidak ada distribusi, sehingga stok elpiji di pasaran berkurang.

Panic Buying Akibat Penataan Agen dan Pangkalan

Zona juga menjelaskan bahwa kebijakan penataan agen dan pangkalan, serta larangan pengecer menjual elpiji 3 kilogram, menyebabkan panic buying di masyarakat.

"Awalnya tidak ada masalah, tetapi karena pengecer tidak boleh menjual elpiji, banyak warga yang membeli dalam jumlah lebih dari biasanya. Hal ini membuat stok di pasaran semakin menipis," katanya.

Meskipun demikian, pemerintah memastikan bahwa stok elpiji 3 kilogram tetap aman untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tahun ini, Bantul mendapatkan tambahan kuota elpiji bersubsidi sebesar 38.657 metrik ton (MT), atau setara dengan 12.885.667 tabung.

Baca Juga: Sidak Pangkalan LPG 3 Kg di Yogyakarta, Pemda dan Pertamina Temukan Fakta Ini

"Tambahan ini sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya, karena Bantul memiliki tingkat serapan elpiji tertinggi di DIY," jelas Zona.

Saat ini, kuota elpiji 3 kilogram di Bantul didistribusikan melalui 26 agen dan 2.026 pangkalan, dengan total 1.073.806 tabung per bulan. Distribusi dilakukan empat kali dalam sebulan melalui Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE).

Sementara itu, seorang warga Kelurahan Trirenggo, Bantul, Birtanto, mengaku kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram. Beberapa pangkalan yang ia datangi tidak memiliki stok, sehingga ia terpaksa membeli dari pengecer dengan harga Rp25 ribu per tabung.

"Harganya memang naik, tapi yang penting saya bisa mendapatkannya," ujarnya.

Dengan kondisi ini, diharapkan pemerintah dan pihak terkait dapat memastikan distribusi elpiji bersubsidi berjalan lancar, sehingga tidak terjadi kelangkaan yang merugikan masyarakat.

Load More