SuaraJogja.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul memperketat pengawasan terhadap ternak yang berasal dari luar wilayah Bantul. Langkah ini dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit antraks pada ternak yang dapat membahayakan kesehatan hewan dan perekonomian lokal.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan kasus antraks di Bantul. Namun, pengawasan tetap dilakukan secara intensif mengingat penyakit antraks telah ditemukan di Gunungkidul, kabupaten tetangga Bantul.
"Kabupaten Bantul merupakan salah satu penyuplai utama kebutuhan daging di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun saat ini masih aman dari antraks, kami tetap meningkatkan pengawasan terutama pada ternak yang masuk dari luar daerah," kata Joko Waluyo, Rabu (19/2/2025).
Fokus Pengawasan di Pasar Hewan dan Kandang Ternak
Pengawasan dilakukan secara menyeluruh di pasar-pasar hewan, terutama untuk ternak yang didatangkan dari Gunungkidul. Hal ini penting mengingat kebutuhan daging di Bantul cukup tinggi untuk mendukung industri kuliner setempat, seperti sate yang menjadi salah satu ikon kuliner Bantul.
"Jika penyakit zoonosis seperti antraks masuk, tentu akan berdampak pada perekonomian lokal. Apalagi kuliner sate di Bantul sangat bergantung pada ketersediaan daging. Namun, kami bersyukur sejauh ini belum ada laporan kasus antraks di Bantul,” tambahnya.
Selain pengawasan di pasar hewan, DKPP Bantul juga melakukan pemantauan langsung ke kandang-kandang ternak milik peternak lokal. Pengawasan ini dilakukan karena peternak di Bantul kerap membeli ternak dari daerah lain.
Selain antraks, DKPP Bantul juga fokus menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak, terutama sapi. Upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan vaksinasi dan menyemprotkan desinfektan di kandang-kandang kelompok ternak.
"Kami berharap kasus PMK di Bantul dapat segera diatasi, sehingga peternak dapat kembali melakukan aktivitas jual beli ternak dan perekonomian daerah pun meningkat," ujar Joko Waluyo.
Baca Juga: Bantul Terima Alokasi Vaksin PMK Sebanyak 9.900 Dosis pada Februari
Dengan pengawasan yang ketat dan upaya pencegahan yang berkelanjutan, DKPP Bantul optimistis dapat menjaga kesehatan ternak di wilayahnya.
Hal ini diharapkan mampu mendukung kelancaran distribusi daging dan menjaga stabilitas ekonomi sektor peternakan di Kabupaten Bantul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
Pilihan
-
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Filipina: Lemparan Robi Darwis Bawa Garuda Muda Unggul 1-0 di Babak I
-
Jens Raven Cadangan! Ini Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Filipina
-
Kebijakan Kuota Ugal-ugalan Pemain Asing Dinilai Hambat Transformasi Sepak Bola Indonesia
-
Kaesang Pangarep Bisa Kalah di Pemilu Raya PSI, Jokowi Ucap Pesan Ini
-
Saham COIN Andrew Hidayat Meroket 337 Persen dalam Sekejap, Bikin Heboh Pasar!
Terkini
-
98 Ribu Pelajar Yogyakarta Dapat Cek Kesehatan Gratis, Ini Jadwal dan Jenis Pemeriksaan
-
KUD vs Kopdes Merah Putih: Bantul Ungkap Strategi Kolaborasi Demi Kesejahteraan Desa
-
Terjebak di Kamboja: Kisah Pilu Puspa, PMI Ilegal yang Dipaksa Jadi Scammer dan Korban Kekerasan Seksual
-
10 Pilar Tol Jogja-Solo 'Diputar' di Atas Ring Road, Ini Canggihnya Teknologi Sosrobahu
-
Jangan Klik Sembarangan! BRI Tegaskan Ancaman Phishing Makin Nyata, Waspadai Keamanan Transaksi