SuaraJogja.id - Muhammadiyah meluncurkan Becak Listrik (Betrik) 1912 di Yogyakarta, Sabtu (15/3/2025). Becak ini dibagikan untuk lima tukang becak kayuh dari Paguyuban Abang Becak KH Ahmad Dahlan (Pabelan).
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M Nurul Yamin menjelaskan kelompok dampingan Pabelan ini adalah transformasi dari yang sebelumnya sudah dibentuk oleh MPM PP Muhammadiyah. Dari 26 anggotanya, baru lima tukang becak kayuh yang mendapatkan bantuan Betrik 1912.
“Kalau sebelumnya [tukang becak kayuh] sudah ada Pabelan, tetapi masih dalam odel gayuh, kita mulai mentransformasikan dengan becak listrik," ujarnya.
Betrik 1912 ini, menurut Yamin untuk awalnya diprioritaskan bag tukang becak kayu yang sehari-hari masih menyewa becak alih-alih memilikinya. Dengan dengan demikian mereka memiliki modal secara mandiri untuk meningkatkan perekonomiannya. Namun kedepan seluruh tukang becak di kawasan Pabelan akan dibantu mengkonversikan becak kayuh jadi listrik.
Dipilihnya becak listrik selain ramah lingkungan juga memperkuat identitas Kota Yogyakarta sebagai kota budaya, pariwisata, pendidikan, sekaligus kota Muhammadiyah. Oleh karena itu, ke depan Pabelan Betrik 1912 bisa berkolaborasi untuk menyediakan city tour ke situs-situs bersejarah Kota Jogja dan Muhammadiyah.
"Oleh karena itu kami mengajak ke teman-teman Pabelan yang hari ini masih menggunakan bentor, nanti secara bertahap bersama-sama kita bermigrasi,” ungkapnya.
Sementara Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Muchlas MT menjelaskan Betrik 1912 ini hasil dari salah satu riset hilirisasi yang dilakukan oleh UAD sejak 2018 yang bekerja sama dengan Pemkot Yogyakarta dan Dinas Perhubungan.
Betrik 1912 sebagai riset hilirisasi UAD merupakan upaya UAD dalam mendukung gerakan ramah lingkungan. Betrik ini merupakan motor Direct Current (DC) yang digerakkan oleh baterai kering.
“Baterai maupun motor yang dipakai telah melalui riset, sehingga daya yang digunakan atau dikonsumsi cukup efisien. Sehingga becak ini nanti tidak perlu terlalu banyak di charger,” ungkapnya.
Ke depan akan dibangun tempat pengisian daya yang berlokasi di halaman Hotel SM d Jl. KH. Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta. Saat ini sudah dilakukan riset untuk membuat stasiun pengisian itu.
"Untuk efisiensi waktu, pengisian baterai dari nol persen sampai penuh dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam," ungkapnya.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto menambahkan, pembagian Betrik 1912 tersebut menjadi bagian dari pemberdayaan kaum duafa di Bulan Ramadan. Peluncuran Pabelan Betrik 1912 oleh MPM ini selain memberikan dampak ekonomi kelompok Pabelan Betrik 1912 juga menjadi gerakan promosi transportasi ramah lingkungan.
"Pada bulan yang penuh berkah ini, di bulan yang penuh kepedulian, MPM bisa berkontribusi, peduli ke masyarakat bawah, dhuafa, mustadh’afin,” imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Rayakan Ramadan dengan Double Poin Reward ALL untuk Iftar di Seluruh Indonesia
-
Sambut Ramadan, Kapan Lagi Buka Bareng BRI Festival 2025 Hadir di Plaza Parkir Timur GBK Senayan
-
Stok Aman, Harga Stabil, Pemda DIY Jamin Kebutuhan Pokok Ramadan 2025 di Kulon Progo Terpenuhi
-
Smartfren Sambut #RamadanPenuhBerkah dengan Workshop Santri Ngonten & Diskon Kuota hingga 50%
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Rayakan HUT Balairung ke-40, Kagama Persma Soroti Bahaya Algoritma dan Krisis Kepercayaan Media
-
Rem Mendadak Picu Tabrakan Beruntun di Sleman, 1 Orang Luka
-
Melawan Keterbatasan, Seniman Disabilitas Jogja Pamerkan Karya Memukau di Tengah Mahalnya Bahan Baku
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik