Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 18 Maret 2025 | 11:15 WIB
Suasana kawasan Candi Prambanan saat libur lebaran. [Kontributor/Julianto]

Tindakan membakar ogoh-ogoh tersebut merupakan perwujudan membakar segala kejahatan di muka bumi. Tujuannya agar tercapai kehidupan yang harmonis serta sejalan dengan ajaran Tri Hita Karana.

Bila dirunut secara menyeluruh dari mula, rangkaian perayaan Nyepi dimulai dari Melasti, dilanjutkan dengan ritual Tawur Agung Kesanga. Kemudian setelah itu dilakukan Pengerupukan hingga kemudian Nyepi

Tawur Agung biasanya dilaksanakan di catus pata atau perempatan desa yang dianggap sebagai titik temu antar ruang dan waktu.

Upacara kemudian dilanjutkan dengan melakukan pencaruan di rumah masing-masing. Baru kemudian digelar arak-arakan ogoh-ogoh dan diakhiri ogoh-ogoh yang dibakar.

Baca Juga: Stadion Maguwoharjo Akhirnya Berstandar FIFA?, PUPR DIY Ungkap Hasil Renovasi Jelang Laga Perdana

Kontributor : Julianto

Load More