SuaraJogja.id - Momen Hari Raya Idul Fitri menjadi yang paling ditunggu oleh sebagian banyak orang setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Silaturahmi dengan sanak saudara menjadi tradisi yang tak bisa dilepaskan dari keluarga Indonesia.
Kesempatan bertemu keluarga besar yang berasal dari berbagai daerah dalam satu tempat pada momen Lebaran menjadi aktivitas yang menyenangkan. Termasuk untuk sekaligus mempererat tali silaturahmi yang lama dibiarkan.
Namun kadang di tengah suasana hangat tersebut, sering kali muncul pertanyaan basa-basi yang dianggap sebagai bentuk kepedulian.
Namun bagi sebagian orang justru menimbulkan rasa ketidaknyamanan.
Pertanyaan seperti pencapaian pendidikan ataupun karier, kehidupan pribadi hingga soal perubahan fisik sering kali menjadi bahan perbincangan yang tidak dapat dihindarkan.
Bagi sebagian orang, pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin terasa wajar. Namun, bagi yang lain, hal itu bisa menambah beban pikiran.
Lantas bagaimana respons yang bijak untuk menanggapi basa-basi itu?
Psikolog Career and Student Development Unit (CSDU) FEB UGM, Anisa Yuliandri menuturkan berdasarkan teori Cognitive Appraisal dari Lazarus dan Folkman, stres merupakan respons otomatis terhadap suatu situasi.
Baca Juga: Lebaran 2025: Jogja Kehilangan Tradisi Open House Bersama Sultan HB X, Ini Penyebabnya
Hal itu juga bergantung pada bagaimana individu menilai peristiwa tersebut sebagai ancaman, tekanan, atau sesuatu yang netral.
"Jika kita menganggap pertanyaan basa-basi sebagai bentuk tekanan, maka tubuh dan pikiran akan bereaksi dengan stres. Sehingga mengubah cara pandang terhadap pertanyaan ini bisa menjadi langkah awal untuk menghadapinya dengan lebih santai," ujar Anisa.
Anisa menyampaikan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Qudsy (2020) menunjukkan bahwa tekanan sosial berdampak secara signifikan pada kesehatan mental.
Jika tidak dikelola dengan baik, tekanan ini dapat memicu kecemasan, stres, hingga menurunkan rasa percaya diri.
Namun, jika disikapi secara positif, tekanan sosial justru bisa menjadi motivasi untuk berkembang.
Anisa pun berbagi tips bijak menghadapi pertanyaan ini. Salah satunya adalah dengan berkomunikasi secara asertif yaitu menyampaikan suatu hak tanpa menyinggung orang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Danantara Tunjuk 'Ordal' Prabowo jadi Komisaris Utama PGN
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
Terkini
-
Danais Dipangkas, Bagaimana Nasib Event Budaya Bantul di Tahun 2026?
-
Jogja Jadi Pusat Smart City Nasional 2025: JSS Jadi Kunci, Integrasi Data Dikebut
-
Ratusan Buruh Geruduk DPRD DIY, Kibarkan Bendera One Piece dan Desak Pemerintah Penuhi Tuntutan
-
Dana Transfer Dipangkas Rp250 M, Pemkot Jogja Lakukan Strategi Refocusing Anggaran
-
Jangan Sampai Ketinggalan, Ini 3 Link Aktif Raih DANA Kaget secara Cuma-cuma