SuaraJogja.id - Open House dan Syawalan menjadi agenda rutin tiap tahun yang digelar Pemda DIY saat merayakan Idul Fitri.
Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ribuan warga Yogyakarta dan dari luar daerah rela antre untuk bisa bertemu dan bersalaman langsung dengan Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada hari pertama masuk kerja.
Namun tradisi yang sudah dilaksanakan bertahun-tahun tersebut nampaknya tidak bisa dilaksanakan pada Lebaran 2025 ini. Pemda DIY meniadakan open house dan syawalan bersama warga karena alasan efisiensi anggaran.
"Mohon maaf tahun ini kami tidak melaksanakan open house . Jadi kalau biasanya hari pertama masuk masyarakat sudah berduyun-duyun ke sini. Biasanya jam 06.00 sudah sampai sini, naik bus segala macam. Kami mohon maaf yang sebesar besarnya," papar Sekda DIY, Beny Suharsono di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (17/3/2025).
Menurut Beny, Pemda DIY juga tidak menggelar syawalan ke kabupaten/kota. Padahal Biasanya, Sultan HB X akan keliling ke kabupaten/kota mulai hari kerja kedua usai Lebaran untuk bertemu warga dan ASN yang ingin bertemu dengannya.
Meski Sultan tak hadir di Syawalan, Pemda mempersilahkan kabupaten/kota untuk tetap menggelar Syawalan. Dengan demikian Pemkab/Pemkot bisa tetap bisa bersilaturahmi dengan warga.
"Juga kami tidak melaksanakan Syawalan ke kabupaten-kota. Mungkin secara fungsional antar OPD dan sebagainya tetap silaturahmi. Kami juga sudah menyampaikan ke bupati dan wali kota," jelasnya.
Beny menambahkan, pasca kebijakan efisiensi anggaran yang digulirkan Presiden Prabowo Subianto, Pemda DIY terpaksa melakukan penghematan.
Apalagi APBD Reguler maupun Dana Keistimewaan (danais) yang diterima Pemda DIY dari pemerintah pusat berkurang.
Baca Juga: Sleman Siap Sambut Pemudik, Perbaikan Jalan Dikebut jelang Lebaran 2025
Untuk Danais, tahun ini Pemda DIY menerima Rp 1 Triliun. Sedangkan APBD Reguler berkurang Rp 60 Miliar
"Ya salah satunya begitu [karena efisiensi anggaran]. Cuma kalau kami bilang efisiensi rasanya gimana gitu, jadi istilahnya kami menunda itu. Kalau ada yang bisa kita tunda ya kita tunda, walaupun sebetulnya open house tidak bisa kita tunda, tapi ya pengertiannya itu [meniadakan open house] kita lakukan," imbuhnya.
Open house oleh para pejabat bisa menjadi menarik dan mendekatkan diri dengan masyarakat, tetapi efektivitasnya sangat bergantung pada bagaimana acara tersebut direncanakan dan dilaksanakan. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi
Beberapa faktor bisa membuat Open House menarik dan mendekatkan diri dengan masyarakat:
Autentisitas dan Keramahan
Jika pejabat benar-benar tulus menyambut masyarakat, berinteraksi secara langsung, dan menciptakan suasana yang hangat, open house akan terasa lebih bermakna. Masyarakat akan merasa dihargai dan didengarkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
Terkini
-
Dari Transfer Pengetahuan ke Generasi Kreatif: DIY Beri Penghargaan 995 Insan Pendidikan
-
BBM Langka: Benarkah Pertamina 'Mengunci' Pasokan untuk SPBU Asing?
-
Kota Jogja Kewalahan Sampah,Semua OPD di Wajib Urus Sampah hingga ke Kelurahan
-
Second Account Aman? Wamenkomdigi Buka Suara soal Kebijakan Medsos yang Bikin Gen Z Panik
-
Single ID: Bukan Pembatasan Akun Medsos, Tapi Ini Strategi Pemerintah Berantas Hoaks