Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 27 Maret 2025 | 21:56 WIB
KH Bardan Ustman dikabarkan wafat pada Rabu (27/3/2025). (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Kabar duka menyelimuti umat Muslim di Gunungkidul. KH. Bardan Ustman, seorang ulama kharismatik yang menjabat sebagai Ketua Rukyah PCNU Gunungkidul, meninggal dunia pada Kamis (27/3/2025) sore di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

Kepergian Mbah Bardan, sapaan akrabnya, membawa duka mendalam bagi masyarakat Gunungkidul, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU).

Beliau wafat selepas Maghrib sebagaimana dikonfirmasi oleh Ahmad Thohari, salah satu kerabat dekatnya.

"Beliau mengembuskan napas terakhir tadi sore, selepas Maghrib," ujar Ahmad Thohari saat dikonfirmasi.

Baca Juga: Siap Mudik? Cek Dulu Harga Tiket Bus Jogja-Jabodetabek, Ada yang Naik Lebih dari Rp300 Ribu

Menurutnya, sebelum wafat, almarhum sempat menjalani perawatan di ruang instalasi jantung RSUP Dr. Sardjito. Dia sendiri terakhir menjenguk Rabu (26/3/2025) sore kemarin.

"Terakhir saya menjenguk beliau kemarin. Saat itu beliau masih dirawat di ruang instalasi jantung. Kemungkinan karena gangguan jantung," tuturnya.

Bupati Gunungkidul Sampaikan Duka

Mendengar kabar kepergian KH. Bardan Ustman, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, turut menyampaikan belasungkawa mendalam.

Menurutnya Mbah Bardan merupakan sosok panutan dan tuntunan bagi masyarakat Gunungkidul, khususnya dalam bidang keagamaan.

Baca Juga: Jalur Clongop kerap Longsor, Pemda DIY Baru Gelontorkan Rp15 Miliar untuk Dua Lokasi

"Semoga almarhum meninggal dalam keadaan husnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan lahir dan batin. Kehilangan beliau tentu menjadi duka mendalam bagi kita semua. Peran dan perjuangannya dalam membimbing umat sangat berarti," tambahnya.

Sosok Ulama yang Dihormati

KH. Bardan Ustman dikenal sebagai ulama yang dihormati dan memiliki peran besar dalam pengembangan Nahdlatul Ulama di Gunungkidul. Dedikasinya dalam pembinaan umat, pendidikan agama, serta praktik rukyah menjadikannya figur yang dicintai dan dihormati banyak orang.

Kepergiannya di bulan suci Ramadan semakin menambah kesedihan, namun juga menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk mendoakan beliau.

"Mari kita doakan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Semoga amal ibadahnya diterima dan perjuangannya menjadi inspirasi bagi kita semua," pungkas Ahmad Thohari.

KH Bardan Ustman sendiri menjadi sosok yang paling tersorot di Gunungkidul.

Ulama kharismatik dari Gunungkidul KH Bardan Ustman wafat pada Rabu (27/3/2025). Kepergiannya di bulan suci Ramadan semakin menambah kesedihan, namun juga menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk mendoakan beliau. (Twitter)

Tak jarang kegiatan pengajian ia pimpin untuk memberikan ilmu dan membagikannya ke masyarakat luas.

Ilmunya yang dianggap tinggi juga menjadi keputusan muslim menjaga namanya yang arif.

Tak jarang ia memberikan pengajian yang membahas arti toleransi dan menjaga kerukunan antar semua orang.

KH Bardan Ustman juga terjun ke bidang pendidikan. Ia sempat menjadi Ketua Komite MTsN 4 Gunungkidul.

Bahkan tak jarang ia membagikan ceramahnya ke sekolah-sekolah. Hal itu tak lain untuk memupuk keimanan anak terhadap agamanya.

Ia juga banyak terlibat dalam beberapa konferenci cabang NU di beberapa wilayah, termasuk di Gunungkidul.

Kepiawaiannya sebagai ulama berpengaruh di Gunungkidul juga memberikan angin segar terhadap pemuda untuk belajar secara dalam mengenai Islam.

KH Bardan Ustman belum diketahui pasti lahir dari tanggal berapa. Namun ulama yang sudah menjadi bagian dari Gunungkidul ini tak lekang oleh jasa dia.

Apalagi dekatnya dengan pendidikan di Bumi Handayani memberikan ruang di mana beliau mendapat antusias dari siswa SD dan SMP.

Kedekatannya dengan masyarakat juga menjadi jujugan warga untuk belajar agama terhadap ulama ini.

Tentu kepergiannya menjadi sebuah pukulan bagi seluruh warga NU Gunungkidul. Namun semangat untuk dakwah terus ada.

Hal ini juga yang meneguhkan hati masyarakat Gunungkidul untuk terus membangun dan mempertebal iman Islamnya.

Kontributor : Julianto

Load More