SuaraJogja.id - Di tengah lesunya perekonomian Indonesia, keponakan Presiden Prabowo Subianto yang dipercaya sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi), Aryo Djojohadikusumo mencoba membangkitkan sektor sport tourism atau wisata olahraga.
Memilih Yogyakarta, putera pertama adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo tersebut bersama pelestari olahraga pacuan kuda menggelar kejuaraan pacuan kuda nasional Triple Crown Serie 1 dan Pertiwi Cup 2025 di Yogyakarta, Minggu (20/4/2025).
Tak main-main, sekitar 200 kuda yang ikut dalam kejuaraan kali ini harganya cukup fantastis. Aryo menyebut ada kuda pacu yang tahun ini ikut kejuaraan dengan harga Rp 1,5 Miliar per ekornya.
"Padahal tahun lalu kuda pacu [dalam kejuaraan yang sama] baru di angka Rp 750 juta," ujarnya.
Baca Juga: Unik, Mahasiswa UGM Berkuda Usai Upacara Wisuda
Mendapat dukungan langsung dari Prabowo yang merupakan pecinta kuda sejak lama, kejuaraan kali ini tak hanya membangkitkan wisata olahraga dan UMKM yang tengah terpuruk, namun juga sebagai salah satu rangkaian kesiapan kompetisi di tingkat internasional.
Selain itu kesiapan tim nasional (timnas) berkuda yang akan ikut dalam berbagai ajang internasional.
Sebut saja SEA Games pada Desember 2025 mendatang di Thailand dan Asian Games 2026 di Jepang, SEA Game 2027 di Malaysia dan Olimpiade di Amerika Serikat (AS) pada 2028.
"Semua persiapan rangkaian ini kami lakukan sesuai federasi cabang olahraga berkuda yang kebetulan karena passion [antusiasme] bapak presiden, kami dari pordasi koordinasi dengan beliau. Belum lama ini ada penambahan rider dan atlet, bukan dari uang APBN tapi uang pribadi pak prabowo," jelasnya.
Aryo menambahkan, pengadaan 28 ekor kuda dari kuda-kuda terbaik dari seluruh dunia juga disiapkan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Pernah Pinjam Uang Rafathar Rp2 Miliar, Netizen: Baru SD Saldonya Sudah Miliaran
Setelah SEA Games selesai, kuda-kuda tersebut akan disebarluaskan ke peternak-peternak di Indonesia untuk meningkatkan kualitas peternakan di Indonesia.
Sebab banyak peternak di berbagai daerah yang membutuhkan kuda-kuda berkualitas untuk dibudidayakan.
Contohnya, para peternak di Tompaso, Sulawesi Utara, Takengon Aceh, Bukittinggi dan lainnya yang meminta kuda pejantan dan betina.
Di berbagai daerah, pacuan kuda adalah bagian dari perayaan budaya setempat yang mengusung keharmonisan hubungan antara manusia dan alam.
Tradisi pacuan kuda sarat dengan budaya yang memperkuat unsur spiritual dalam olahraga ini.
"Nah, jadi karena semakin antusiasme [olahraga pacuan kuda] nya makin tinggi, program persiapan timnas ini, nanti kuda-kudanya akan kita sebarluaskan untuk menumbuhkan peternakan kuda se-Indonesia. Jadi ini merupakan koordinasi kami dengan Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas olahraga berkuda Indonesia," paparnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?