SuaraJogja.id - Meski menyandang predikat sebagai Kota Pendidikan, Yogyakarta ternyata masih mengalami kekurangan jumlah guru, termasuk guru Bimbingan Konseling (BK).
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) DIY mencatat, masih banyak sekolah di wilayah ii yang belum memiliki guru BK dalam jumlah yang ideal bagi siswanya.
"Masih kurang banyak guru BK di Jogja, masih kurang ratusan ribu untuk guru BK," ujar Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) DIY, Edy Prajaka di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (24/4/2025).
Kondisi ini cukup bisa menghambat kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang memberlakukan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA. Para siswa membutuhkan peran guru BK dalam menentukan jurusan, potensi dalam rangka menyiapkan masa depan mereka.
Di lapangan, kekurangan guru BK bahkan terjadi tidak hanya di tingkat SMA namun hingga ke level SD. \
Padahal ada desakan dari DPR RI untuk layanan konseling siswa mestinya dilakukan sejak di jenjang SD untuk mendorong siswa memilih jurusan di SMA.
"Dalam program Pak Menteri [pemberlakukan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA], kaitan dengan BK itu kan mengarah juga ke BK SD ya. [Guru BK] SD belum tergarap [di jogja, bahkan yang SMP, SMA itu kurang banyak, masih kurang ratusan ribu guru BK," tandasnya.
Permasalahan ini terjadi karena seringkali tidak ada formasi Guru BK dalam proses seleksi CPNS. Kondisi ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir sejak 2015.
Padahal satu guru BK mestinya hanya mengajar maksimal 150 siswa. Karenanya satu sekolah minimal harus memiliki 5 sampai 8 guru BK.
Baca Juga: DIY Darurat Uang Palsu? 889 Ribu Lembar Ditemukan dalam 3 Bulan Pertama 2025
Baru pada tahun ini ada proses seleksi guru BK melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Namun kebijakan tersebut juga dinilai belum bisa memenuhi kebutuhan guru BK di DIY untuk seluruh jenjang pendidikan.
"Kita akhirnya memaksimalkan jumlah guru BK yang ada di sekolah. Kalau misalnya harusnya ada 8 atau 5 guru BK, ya satu sekolah akhirnya hanya ada 1 guru. Saya pernah mengajar [sebagai guru BK] satu sekolah sendiri, jadi kerjanya harus ekstra betul-betul," tandasnya.
Sementara Dosen UMY, Sobar Johari mengungkapkan guru BK memegang peranan krusial dalam proses pembelajaran dan pendampingan psikologis siswa.
Karenanya sekitar 300 guru BK di DIY diajak mengikuti Campus Tour untuk menambah wawasan akan pendidikan tinggi di DIY.
"Guru BK menjadi mitra penting bagi UMY dalam mengarahkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Kami membuka peluang kerjasama dengan guru BK di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia
-
Revolusi Pilah Sampah di Yogyakarta Dimulai: Ribuan Ember Disebar, Ini Kata Wali Kota
-
Dua Bulan Berlalu, Kasus Makam Diplomat Diacak-acak 'Ngambang', JPW Desak Polisi Tindaklanjuti