SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta memaksimalkan program Integrasi Layanan Primer (ILP) di seluruh Posyandu yang tersebar di wilayahnya.
Tercatat hingga tanggal 14 Mei 2025, sudah ada 517 dari 622 Posyandu atau 83,25 persen telah mengimplementasikan ILP.
Capaian ini menunjukkan kemajuan signifikan dan melebihi target 50 persen pelaksanaan posyandu ILP.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan bahwa pelaksanaan itu akan terus berproses hingga memenuhi target 100 persen Posyandu yang mengimplementasikan ILP.
"Kami telah melatih minimal lima kader di setiap posyandu yang terlatih 25 keterampilan dasar kader dan akan terus menambah jumlah kader yang terlatih," kata Emma.
Jumlah kader terlatih itu penting untuk ditambah mengingat posyandu saat ini bisa melayani siklus hidup secara menyeluruh.
Tidak hanya dari bayi, balita, tapi remaja, usia produktif, ibu hamil hingga lansia.
Emma menambahkan, keterbatasan lahan menyebabkan pembagian waktu pelayanan berbeda.
Meskipun demikian, tidak mengurangi pelayanan yang diberikan oleh posyandu.
Baca Juga: Ditutup Kain Hitam hingga Berujung Dibongkar, Reklame Ilegal Disikat Wali Kota Jogja
Selaras dengan hal tersebut, Kader Posyandu Lada 3 di Kelurahan Pakuncen, Kemantren Jetis, Indriana, turut menyampaikan harapannya agar kader mendapatkan dukungan operasional lebih baik lagi dari pemerintah.
"Kami bekerja secara sosial untuk melayani masyarakat. Harapan kami, ada bantuan transportasi maupun dana pengelolaan," ucapnya.
Ia menambahkan, untuk pelayanan di Posyandu Lada 3 ini dilakukan rutin setiap tanggal 11 pukul 10.00 WIB dan untuk remaja dilakukan setiap hari Sabtu minggu ketiga setiap bulannya.
Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta Dwi Kisworo Setyowireni, menyampaikan, apresiasi atas pelaksanaan ILP di Posyandu Lada 3 yang telah berjalan optimal.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak, khususnya antara kader posyandu, pemerintah kelurahan, dan kecamatan.
"Kita sadari tugas kader saat ini semakin banyak. Dengan konsep baru Posyandu, perlu sinergi lebih erat antara pemerintah dan masyarakat. Kader bukan pegawai pemerintah, mereka adalah mitra yang membantu negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Dwi Kisworo.
Ia berharap, seiring berjalannya waktu perlu adanya evaluasi baik dari kader maupun kelurahan agar posyandu berjalan dengan optimal.
"Karena program ILP ini masih baru, pasti masih ada kekurangannya. Semoga ILP di Posyandu terus berkembang lebih baik lagi," ungkap.
Seperti diketahui, Integrasi Layanan Primer (ILP) adalah inisiatif dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang bertujuan untuk mereformasi layanan kesehatan primer dengan pendekatan berbasis siklus hidup.
Artinya, layanan kesehatan tidak hanya difokuskan pada ibu dan anak, tetapi mencakup seluruh tahapan kehidupan, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.
Posyandu, sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat, menjadi komponen penting dalam implementasi ILP ini.
Dalam pelaksanaan ILP, posyandu diintegrasikan menjadi satu layanan yang mencakup seluruh siklus kehidupan, yang dinamakan Posyandu Sengkuyung.
Layanan ini meliputi pendaftaran, pengukuran, pencatatan, pelayanan kesehatan, dan penyuluhan.
Selain itu, dilakukan juga kunjungan rumah, kelas ibu hamil, dan kelas ibu balita untuk memastikan efektivitas ILP di wilayah.
Untuk mendukung keberhasilan ILP, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah memberikan pelatihan kepada kader posyandu percontohan, melatih 25 keterampilan dasar kader di posbindu.
Hal ini bertujuan agar kader dapat lebih preventif dan promotif dalam pelayanan kesehatan.
Implementasi ILP di Kota Yogyakarta menunjukkan progres yang positif dengan perluasan ke beberapa puskesmas pembantu.
Namun, tantangan seperti kebutuhan akan regenerasi kader dan peningkatan kapasitas mereka masih perlu mendapatkan perhatian.
Dukungan dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Yogyakarta sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil, diharapkan ILP dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Yogyakarta secara menyeluruh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
Terkini
-
Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas: Polisi Buru Bukti CCTV, Ada Kelalaian?
-
Sultan Legawa Danais Dipangkas, DPRD DIY Meradang! Apa yang Terjadi?
-
Guru Jadi Garda Depan! Strategi Kemenko Polkam Internalisasi Pancasila di Dunia Pendidikan
-
Korban Tewas Ditabrak Trans Jogja, Polisi: Belum Bisa Simpulkan Siapa yang Lalai
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026