SuaraJogja.id - Pengelolaan sampah di kawasan perkotaan masih menjadi tantangan tersendiri.
Tak mau hanya berpangku tangan kepada pemerintah, warga Kricak Kidul, Kota Yogyakarta, punya cara untuk mengatasi persoalan sampah.
Berangkat dari kesadaran pentingnya memilah dan mengolah sampah, termasuk residu, mulai tumbuh dan terwujud lewat berbagai inisiatif lokal, salah satunya Bank Sampah Drupadi RW 09.
Bank sampah yang dipimpin Ari Widi Astuti ini rutin beraktivitas setiap bulan pada minggu ketiga atau keempat. Fokus utamanya pada pengumpulan sampah anorganik.
Namun, yang menarik, mereka juga memberi perhatian khusus pada sampah residu.
Jenis sampah yang tidak dapat diolah kembali seperti styrofoam, pembalut, tisu bekas, dan popok sekali pakai.
Melalui semangat gotong royong, warga membangun insinerator sederhana dari batu bata setinggi 1,5 meter yang menyerupai cerobong asap. Alat ini digunakan untuk membakar sampah residu secara mandiri.
"Kami membangun insinerator sederhana dari batu bata setinggi 1,5 meter, seperti cerobong. Sampah residu yang tidak diterima oleh pelapak dibakar secara mandiri," kata Widi dikutip Minggu (25/5/2025).
Penggunaan insinerator ini dikelola secara swadaya dan terbuka untuk warga. Dengan sistem retribusi ringan, masyarakat bisa ikut membakar sampah residu mereka.
Baca Juga: Demi Antar Jemput Pacar, Pemuda Jogja Nekat Curi Motor, Kisah Cinta Berujung Jeruji Besi
"Karena yang membuat adalah uang dari swadaya masyarakat RT 41, maka warganya khusus dikenai iuran sebesar Rp 1.000 per kilogramnya. Sedangkan warga dari luar wilayah RT 41 dikenakan biaya Rp 2.000 per kilogram sampah," ucapnya.
Disampaikan Widi, insinerator buatan warga ini beroperasi tiga kali seminggu.
Dengan rata-rata menghasilkan pendapatan antara Rp25-40 ribu setiap kali digunakan.
Dana tersebut kembali dikelola untuk operasional bank sampah. Widi berharap inovasi ini dapat terus berkembang dan semakin banyak warga yang memanfaatkan fasilitas yang ada.
"Kedepannya, sampah organik akan kami manfaatkan untuk pembuatan bahan dasar pembuatan kompos atau biowash. Inovasi ini diharapkan mampu menekan jumlah sampah organik rumah tangga yang dibuang ke tempat pembuangan akhir," ujarnya.
Inisiatif seperti ini mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Here We Go! FC Utrecht Lepas Miliano Jonathans ke Timnas Indonesia
-
Danantara Pecat Immanuel Ebenezer dari Komisaris Pupuk Indonesia Usai Terjaring OTT KPK!
-
Emil Audero Debut Sensasional, Kini Siap Duel Lawan Jay Idzes di Akhir Pekan
-
Starting XI Terbaik Liga Inggris Pekan Kedua: Minus Pemain Manchester United
-
Terungkap! Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Awalnya Beda Proyeksi di Timnas Indonesia
Terkini
-
Soal Keracunan di Sleman, Dinkes Minta SPPG Jaga Higienitas
-
Dominikus Dion Harus Absen Lebih Lama! Ini Kondisi Terkini Skuad PSS Sleman Jelang Pramusim
-
Bupati Sleman Geram! Izin Penyedia Makanan Sekolah Dicabut Jika Terbukti Lalai dalam Kasus Keracunan
-
PBB Sleman 2025: Kabar Baik, Tak Naik, Denda Malah Mau Dihapus!
-
3 Link Aktif DANA Kaget, Buruan Diklaim Biar Enggak Kehabisan