SuaraJogja.id - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dinilai memiliki peluang besar untuk menambah rute penerbangan langsung internasional.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro.
Dia menilai dari sisi teknis dan kapasitas, bandara yang berada di Kabupaten Kulon Progo itu masih memiliki kapasitas yang cukup longgar.
Setio menegaskan bahwa tidak ada hambatan dari sisi navigasi udara untuk membuka jalur penerbangan internasional baru ke dan dari Bandara YIA.
"Kalau dari sisi AirNav, Yogyakarta kapasitasnya masih terbuka artinya kalau ada penambahan demand masih bisa diakomodir," kata Setio kepada wartawan, Senin (2/6/2025).
Namun memang Setio bilang penambahan rute internasional itu tidak bisa dilakukan secara sederhana.
Ada beberapa faktor yang membuat penambahan rute penerbangan langsung antar negara bisa terealisasi atau tidak.
Dia menuturkan yang menjadi tantangan justru berada di ranah kebijakan antarnegara.
Ia menjelaskan bahwa rute internasional hanya bisa dibuka jika sudah ada kesepkatan resiprokal atau timbal balik antara dua negara yang bersangkutan.
Baca Juga: Ruang Udara Makin Padat? AirNav Indonesia Ambil Tindakan Penting Ini
"Mungkin kemungkinan lebih kepada resiprokal karena untuk luar negeri itu perlu adanya perjanjian resiprokal antara dua negara supaya bisa diakomodir. Artinya kalau kita buka di sini mereka juga buka di kotanya," ungkapnya.
"Biasanya kalau dalam dunia penerbangan itu ada kesepakatan antara region atau antarnegara apabila kita ingin membuka flight ke suatu kota. Maka negara tersebut juga harus membuka flight ke kota yang sama," tambahnya.
Terkait kapasitas, Bandara YIA disebut masih memiliki ruang yang cukup longgar.
Bandara ini belum mengalami kepadatan lalu lintas seperti yang terjadi di bandara besar di kota-kota lain.
"Kalau untuk bandara-bandara kayak Jogja kemudian Surabaya itu secara kapasitas masih terbuka. Jadi kalau ada tambahan flight pasti bisa kita akomodir," ujarnya.
Setio menambahkan, kepadatan lalu lintas udara di Indonesia memang cukup tinggi. Namun kondisi itu hanya dirasakan pada beberapa bandara yang sudah melebihi kapasitas pada jam-jam tertentu, seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
Terkini
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo
-
PSBS Biak 'Kuasai' Maguwoharjo, Pemkab Sleman Beri Lampu Hijau, Bagaimana Nasib PSIM?