Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 23 Juni 2025 | 19:24 WIB
Sutradara Nia Dinata menyampaikan tentang film 'Jagad'e Raminten' di Yogyakarta, Minggu (22/6/2025) malam. [Kontributor Suarajogja/Putu Ayu Palupi]

Nia berencana membawa film ini ke festival internasional. Beberapa pemutaran telah dijadwalkan di Amsterdam, Amerika Serikat , hingga Singapura dan Jepang.

Dia berharap film ini menjadi inspirasi komunitas lain untuk membentuk ruang teater atau kabaret sendiri.

"Lewat screening kecil atau roadshow, kami ingin menyampaikan bahwa siapa pun bisa membangun komunitas seni, dengan apa pun yang mereka punya," lanjutnya.

Hal senada disampaikan Dena yang menyatakan proses produksi Jagad’e Raminten yang berawal dari disertasinya dalam menempuh pendidikan Magister (S2) mempertemukan mereka dengan banyak tokoh, dari para performer hingga pelaku budaya lokal.

Baca Juga: Diabetes Renggut Nyawa Hamzah Raminten: Warisan Budaya & Bisnisnya Dikenang

"Ini jadi riset lapangan sekaligus perjalanan spiritual. Budaya kita ternyata begitu kaya, namun banyak yang belum terdokumentasi dengan baik, apalagi budaya-budaya minoritas yang sering terpinggirkan," paparnya.

Bagi Dena, film ini tak hanya mendokumentasikan kehidupan dan perjuangan Kanjeng Hamzah.

Namun juga menjadi refleksi tentang nilai-nilai kebaikan yang lintas batas.

Tidak ada kampanye dalam film ini kecuali kindness atau kebaikan. Tentang bagaimana Kanjeng Hamzah tidak pernah memandang latar belakang, tapi pada niat, kerja keras, dan kemauan belajar dari seseorang.

"Bayangkan saja, saat beliau wafat, karangan bunga datang dari becak-becak di depan Hamzah Batik. Itu bukti betapa beliau hidup menyentuh begitu banyak orang," ungkapnya.

Baca Juga: Ikon Raminten Tutup Usia, Ini Sepak Terjang Seniman dan Pengusaha Kuliner Jogja Hamzah Sulaiman

Ratri, Director of House of Raminten menambahkan, dokumenter tersebut bukan sekadar karya film, tetapi sebuah bentuk penghormatan penuh cinta untuk sosok ayahnya.

Almarhum adalah cahaya bagi begitu banyak orang, baik sebagai pemimpin, sahabat, maupun figur ayah bagi keluarga besar Raminten.

"Kami sangat tersentuh dan merasa terhormat kisah hidup dan warisannya diabadikan dalam dokumenter ini. Kami berharap film ini dapat menyentuh hati masyarakat Indonesia, khususnya warga Jogja, seperti halnya Bapak telah menyentuh hidup banyak orang dengan kasih dan kebaikannya," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More