SuaraJogja.id - Ada yang menarik dalam acara Simposium 'Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan' yang digelar di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Selasa (28/1/2025). Tidak hanya menghadirkan seniman dan budayawan di Indonesia, kegiatan itu turut menyajikan kreativitas para pelaku budaya.
Salah satu yang cukup menggelitik datang dari bagian merchandise di sudut GIK UGM. Di lapak tersebut tertulis 'Merchandise Kemenyan RI'.
Berbagai barang dipajang dan menjual sejumlah di sana, merchandise itu hadir dengan tulisan bernada menggelitik. Ada pula kaos bertulis 'Kalo Kebudayaan Cuma Urusan Baju Adat, Jadi Korek Api Aja. Gak Usah Jadi Presiden'
Kita ketahui bahwa kemenyan sendiri merupakan dupa yang akan menghasilkan bau harum ketika dibakar. Kemenyan tidak jarang dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis. Lantas apa makna dari Merchandise Kemenyan RI tersebut?.
Pegiat kreatif yang membuat berbagai merchandise bernada kritikan di forum itu, Dul Rochman, menuturkan bahwa Kemenyan di situ merupakan ruang aktivasi dari pegiat seni dan budaya di Jogja untuk menyambut acara simposium tersebut. Sekaligus menjadi platform untuk menampung aspirasi-aspirasi kegelisahan seniman dan budayawan terkait dengan ekosistem kebudayaan di Indonesia.
"Ini diharapkan menjadi satu mode platform kritis dan mendalam perbincangan di ruang digital terkait dengan kebudayaan itu sendiri. Harapannya menampung kegelisahan publik budaya seniman muda para partisipan budaya untuk mencurahkan gagasan-gagasannya," kata Dul ditemui di GIK UGM, Selasa.
Dul mengatakan bahwa pemerintahan baru ini seharusnya menjadi momentum dan ruang untuk saling memberikan koreksi serta berbenah. Termasuk mengamati dan selalu kritis terhadap ekosistem kebudayaan yang ada.
"Apalagi ada kementerian kebudayaan yang baru, sekaligus mengawasi, untuk keberlangsungan apa-apa yang sudah dilaksanakan kemarin semoga yang baik bisa berlanjut dan terus dikembangkan," tegasnya.
Pemerintah, kata Dul, perlu lebih memperhatikan lagi hal-hal kecil yang berkaitan dengan kebudayaan.
Baca Juga: Gen Z Harus Tahu, Ini Tips Anti Boncos Kelola Keuangan Menurut Pengamat Keuangan UGM
"Perhatikan hal-hal kecil dan partisipasi warga yang muncul dari akar rumput, jadi tidak hanya ngomongin elit tetapi kebudayaan juga ngomongin hal-hal yang mendasar di tengah masyarakat," ujarnya.
"Gerakan ini untuk memantik perbincangan kembali selama ini kebudayaan menjadi isu pinggiran tidak pernah diisu mainstream atau menjadi bingkau atau yang melatari suatu pembangunan," sambungnya.
Harapannya kebudayaan dengan pilar-pilarnya bisa terus mengawal perkembangan dan pembanguan di Indonesia.
"Kebudayan tetap menjadi panglima arus utama dan menjadi pilar yang membingkai dan melatari setiap gerak kebudayan gerak pembangunan negara," imbuhnya.
Sementara itu penanggung jawab acara, Heri Pemad, menyampaikan bahwa merchandise berbau kritikan itu merupakan inisiatif dari seniman. Hal itu bisa dimaknai pula sebagai pengingat kepada pemerintah.
"Itu sebagai pengingat bahkan itu mungkin itu bukan kritik, tapi sebagai pengingat aja terus menerus. Kita kan Indonesia yang namanya netizen ternyata justru mungkin bisa lebih diperhatikan dengan cara apapun termasuk hal-hal kayak gini. Ini kreatif. Dia akan ada kalau ada tekanan," ujar Heri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik