SuaraJogja.id - Sebuah persimpangan waktu yang unik dan sarat makna telah tiba saat ini.
Pada Kamis malam, yang jatuh pada tanggal 26 Juni 2025, kalender mencatat sebuah pertemuan langka: Malam Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, yang dalam tradisi dan penanggalan Jawa dikenal sebagai Malam 1 Suro, jatuh bertepatan dengan Malam Jumat Kliwon.
Pertemuan antara dua malam yang dianggap paling sakral dalam kosmologi Jawa ini bukanlah peristiwa tahunan. Siklus ini hanya terjadi setiap delapan tahun sekali dalam satu windu (periode 8 tahun dalam kalender Jawa).
Bagi masyarakat yang masih memegang teguh tradisi leluhur, momen ini dianggap memiliki getaran energi kosmik yang luar biasa kuat, di mana batas antara dunia nyata dan dunia gaib diyakini menipis.
Baca Juga: Peringati Malam 1 Suro, Ribuan Warga Mubeng Beteng Keraton Jogja
Malam 1 Suro sendiri adalah waktu untuk refleksi, introspeksi, dan laku prihatin sebuah momen untuk "membersihkan diri" menyambut tahun yang baru.
Sementara itu, Malam Jumat Kliwon sejak lama dipercaya sebagai puncaknya hari-hari mistis, saat para lelembut dan makhluk astral paling aktif berkeliaran.
Ketika keduanya menyatu, tingkat kesakralan dan energi mistisnya pun diyakini berlipat ganda.
Penting untuk digarisbawahi, semua yang tertulis di bawah ini merupakan bagian dari kepercayaan dan tradisi yang diwariskan turun-temurun, khususnya dalam masyarakat Jawa.
Ini bukanlah sebuah keharusan universal, melainkan sebuah kearifan lokal yang masih terus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya Nusantara.
Lantas, apa saja pantangan yang sebaiknya dihindari selama malam sakral ini?
1. Dilarang Bepergian Jauh, Terutama Tanpa Tujuan Jelas
Ini adalah pantangan paling populer dan paling banyak ditaati. Kepercayaan yang mendasarinya adalah bahwa pada Malam 1 Suro Jumat Kliwon, gerbang gaib terbuka lebar.
Energi-energi yang tak kasat mata bebas berkeliaran. Bepergian tanpa tujuan yang penting, terutama di malam hari, dianggap "menantang" atau menempatkan diri pada risiko bertemu dengan energi negatif atau mengalami kesialan (apes).
Dianjurkan untuk tetap berada di rumah, mendekatkan diri dengan keluarga, dan melakukan perenungan.
2. Dilarang Menggelar Pesta, Hajatan, atau Pernikahan
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- AFC Pindah Tuan Rumah Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Thailand
- 6 Mobil Bekas Harga Lebih Murah dari Motor 110cc: Pilih yang Irit atau yang Gagah?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Mulai Rp30 Jutaan: Pilihan Cerdas untuk Keluarga Kecil, Anti Riba
- Kekuatan Timnas Indonesia 'Dilucuti' AFC, Rekor Garuda Jadi Tak Berarti di Ronde 4
- Pompa Air Tangguh untuk Sumur 30 Meter, Ini 5 Rekomendasi Terbaik
Pilihan
-
Proyek Rumah Tanpa Utang Asing, Menteri Ara: Perintah Prabowo Kita Berdiri di Kaki Sendiri
-
Perubahan Besar di Stasiun Tanah Abang, Ini Alur Baru Penumpang KRL Rangkasbitung dan Manggarai
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik jadi Rp121 Triliun Tahun Ini
-
Konglomerasi Terbesar RI Borong Saham Rumah Sakit Hermina Rp1 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB di Bawah Rp 5 Jutaan, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Skandal Korupsi Rp21 M di Disdik Gunungkidul, 8 Saksi Diperiksa Polda, Siapa Tersangkanya?
-
OJK Bantah Bisa Hapus Utang Pinjol, Jangan Sampai Jadi Korban Penipuan
-
Malam 1 Suro Jumat Kliwon 2025: Tabrakan Dua Malam Sakral, Apa yang Harus Dihindari?
-
Bermodus Buka Loker Pacar Sewaan, Mahasiswa di Jogja Peras Korban Usai Simpan Rekaman VCS
-
Jalur Afirmasi Diduga Disalahgunakan, Disdikpora DIY Ancam Batalkan Siswa Titipan