Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 30 Juni 2025 | 13:16 WIB
Ilustrasi uang yang diterima dari APBN. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Bantuan sosial senilai ratusan miliar sudah digelontorkan pemerintah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tercatat hingga akhir Mei saja, pemerintah melalui APBN telah menyalurkan total bantuan sosial dan pembiayaan usaha senilai sekitar Rp2,2 triliun.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil DJPb DIY), Agung Yulianta menuturkan ada beberapa program yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Manfaat langsung Belanja Pemerintah Pusat (BPP) yang dapat dirasakan oleh masyarakat DIY berupa Bantuan Sosial itu antara lain Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang terealisasi Rp113,78 miliar untuk 189.641 peserta terkonfirmasi.

Baca Juga: Tak Sekadar Lari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Beri Diskon di Pameran UMKM hingga Undian ke Berlin

Kemudian, Program Keluarga Harapan (PKH) terealisasi Rp82,89 miliar untuk 105.486 peserta terkonfirmasi.

"Yatim Atensi [YAPI] terealisasi Rp3,26 miliar untuk 7.907 peserta terkonfirmasi sampai dengan akhir Mei 2025," kata Agung melalui siaran pers dikutip Senin (30/6/2025).

Selanjutnya, ada Bantuan Pendidikan antara lain Progam Penerima BOS (Kemenag) yang teralisasi Rp36,25 miliar untuk 29.284 penerima.

Lalu, ada Progam Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) terealisasi Rp1,69 miliar serta Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dengan realisasi Rp10,79 miliar.

Sedangkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah terealisasi Rp1,95 triliun untuk 40.401 debitur. Penyaluran tertinggi KUR terdapat pada Kabupaten Sleman sebesar Rp637,86 miliar yang disalurkan kepada 11.574 debitur.

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran menjadi sektor terbanyak yang menerima penyaluran yaitu mencapai Rp737,01 miliar dan telah disalurkan kepada 15.363 debitur.

Baca Juga: Penyaluran KUR di DIY Hingga April 2025 Capai Rp1,5 Triliun, Kabupaten Sleman Paling Tinggi

Hal itu disebut Agung, menjadi bukti kehadiran APBN yang terjaga sebagai alat countercyclical (kontra siklus) yang dikelola secara hati-hati.

Namun tetap ekspansif guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat fondasi ekonomi nasional hingga regional di tengah ketidakpastian global.

"Kinerja APBN hingga 31 Mei 2025 tetap solid dan terjaga. APBN terus dikelola secara hati-hati namun ekspansif sebagai instrumen countercyclical guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat fondasi ekonomi nasional hingga regional di tengah ketidakpastian global," kata dia.

Load More