Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 14 Juli 2025 | 12:26 WIB
Kondisi dua orang siswa di kelas 1 SD Negeri Minomartani 2, Ngaglik, Sleman, saat hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025). [Hiskia/Suarajogja]

"Insya Allah malah lebih fokus ke anak-anak, meskipun juga hasil dipengaruhi dari input anak-anak. Apapun kondisinya kita tetap maksimal," tandasnya.

Sebagai salah satu orang tua murid, Tari mengaku tidak keberatan meskipun anaknya hanya belajar bersama satu teman sekelas. Menurut dia justru anaknya akan bisa lebih fokus dengan sedikitnya siswa itu.

"Ya sebetulnya nggak apa-apa, malah lebih fokus sih gurunya ngajar anaknya," ujar Tari.

Puluhan SD Kurang Siswa

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman mencatat ada 62 Sekolah Dasar (SD) Negeri yang kekurangan siswa pada Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) 2025 tahun ajaran 2025/2026.

Puluhan SD Negeri di Bumi Sembada itu hanya tercatat mendapat kurang dari 10 siswa.

"Dari 374 SD Negeri itu, setelah proses SPMB dan daftar ulang dengan jalur yang ada, itu ada 62 SD Negeri yang penerimaan murid di bawah 10," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Sleman, Sri Adi Marsanto.

Menurut Sri Adi, ada dua penyebab utama yang membuat sejumlah SD Negeri sepi peminat.

Pertama, meningkatnya minat orang tua untuk menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan swasta yang dianggap memiliki kualitas lebih baik.

Baca Juga: SD Negeri Sepi Peminat: Disdik Sleman Ungkap Penyebab dan Solusi Atasinya

"Sebabnya apa, pertama kecenderungan orang tua atau wali murid menyekolahkan anak untuk jenjang TK atau PAUD dan SD itu lebih tinggi ke swasta," ujarnya.

Dia tidak menampik bahwa sebagian orang tua memilih sekolah swasta sebab dianggap unggul dalam segi manajemen dan kualitas guru.

"Ya bisa jadi dari segi quality itu di bawahnya, kalau sekolah swasta di bawah yayasan yang kuat otomatis manajemen bagus, kompetensi guru dan lainnya," ucapnya.

Selain itu, faktor kedua tak lepas dari rendahnya populasi anak usia masuk sekolah dasar di beberapa wilayah.

"Bisa jadi masyarakat di situ khususnya siswa yang berusia sekolah SD itu sedikit. Mungkin SD 3-4 atau di bawah balita misalkan," imbuhnya.

Load More