Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 24 Juli 2025 | 17:51 WIB
Ilustrasi kapal di perairan laut Indonesia. Askrindo anggota holding penjaminan dan asuransi, Indonesia Financial Group (IFG), melakukan penjaminan atas kapal-kapal milik PT Transcoal Pacific Tbk. (dok Istimewa)

Padahal, untuk menghitung stabilitas kapal, awak kapal butuh data berat kendaraan. Tetapi tidak semua pelabuhan memiliki alat timbang.

Kondisi tersebut yang kerap membuat kapal berisiko diberangkatkan walaupun memang dalam kondisi stabilitas pas-pasan.

"Begitu kena ombak, ya dia begitu miring nanti nggak bisa kembali lagi," tandasnya.

Pihaknya mendorong penambahan dermaga sebagai solusi jangka panjang agar kapal benar-benar bisa diberangkatkan dalam kondisi laik.

Insiden dapat diminimalisir lagi ketika kru kapal pun sudah dipersiapkan secara laik.

Didukung pula kondisi cuaca yang tak kalah penting. Semua faktor pendukung itu harus diperbaiki dan dipastikan laik sebelum kapal diberangkatkan.

"Kapalnya bagus, krunya bagus, cuacanya nggak laik, ya jadi nggak laik juga," tandasnya.

Terkait cuaca, dia menekankan pentingnya keterlibatan BMKG secara langsung di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan.

Apalagi mengingat cuaca di Indonesia yang notabene daerah tropis sangat dinamis.

Baca Juga: Dua ABK yang Sempat Hilang usai Nekat Berenang di Pantai Glagah saat Kapal Mogok Ditemukan Meninggal Dunia

"Kami juga sudah merekomendasikan BMKG itu harus hadir di pelabuhan penyeberangan," kata dia.

Load More