Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 06 Agustus 2025 | 22:16 WIB
Mural One Piece di persimpangan jalan kampung tepatnya di depan sebuah pos ronda RT 04 RW 22 Pedukuhan Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman, Rabu (6/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Sebuah mural di persimpangan jalan kampung menghiasai bergambar logo bajak laut Straw Hat Pirates dari anime One Piece, lengkap dengan topi jerami dan tulang silang khas karakter utama anime tersebut, Luffy.

Di samping gambar itu tertulis kata 'MERDEKA?' dengan tanda tanya.

Mural tersebut berada tepat di depan sebuah pos ronda RT 04 RW 22 Pedukuhan Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman.

Pos ronda itu pun sudah dihias dengan dominan warna merah putih.

Di sekeliling pos, juga telah banyak terpasang bendera Indonesia, sebagai perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-80.

Diketahui anime One Piece kini tengah menjadi sorotan di berbagai daerah.

Kendati demikian, Sekretaris Karang Taruna Temuwuh Kidul, Dandun Asmara, menyebut bahwa mural tersebut awalnya dibuat hanya sebagai bagian dari renovasi lingkungan untuk menyambut HUT ke-80 RI.

"Kalau yang pertama itu sebenarnya cuma iseng-iseng buat bagusin pos ronda itu, kan sisa loh catnya itu sisa," kata Dandun saat ditemui di lokasi, Selasa (6/8/2025).

Disampaikan Dandun, mural itu sudah digambar sejak 25 Juli lalu. Pemilihan karakter One Piece sendiri, kata dia, bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Geger, Ular Besar Nyangkut di Selokan Casa Grande, Evakuasi Dramatis Libatkan Warga

Mayoritas pemuda Karang Taruna di sana memang penggemar berat anime tersebut.

Bagi mereka, cerita tentang bajak laut itu terasa relevan dengan realitas hidup rakyat kecil di Indonesia.

"Nah, kalau untuk One Piece-nya ya, menurut teman-teman ini kan sangat setia dan suka. Kok kayaknya ini mirip banget sama negeri ini," ujarnya.

"Seperti pemerintah dunia kalau di anime One Piece. Sebenarnya kayak enggak adil buat rakyat juga. Pasti semua orang merasakan sih," imbuhnya.

Di tengah polemik mural-mural dan bendera One Piece yang muncul di beberapa daerah, Dandun mengakui sudah mendengar kabar mural di kampungnya kemungkinan akan dihapus.

Kabar itu datang dari tokoh masyarakat hingga aparat desa. Namun hingga kini belum ada perintah atau diskusi resmi dengan para pemuda yang menggambar mural itu.

"Ini mungkin nanti malam kemungkinan dihapus. Soalnya sudah ada kabar-kabar seriwing-seriwing itu mau dihapus sama pihak berwajib tapi belum ngomong sama pemuda," terangnya.

Dandun menekankan bahwa mural tersebut dibuat secara terbuka, tidak diam-diam dan tidak bermaksud memprovokasi.

"Jadi belum viral dan belum dilarang juga karena cuma kita punya ide. Gambar One Piece itu cuma kayak realita aja di kehidupannya kita. Nggak tahu kenapa ujug-ujug [tiba-tiba] semua media mengabarkan," ucapnya.

Potret mural One Piece di jalan kampung depan sebuah pos ronda RT 04 RW 22 Pedukuhan Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman, Rabu (6/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]

Saat ditanya soal kemungkinan penghapusan mural oleh aparat, Dandun berharap ada penjelasan yang transparan. Mereka meminta penjelasan yang rasional jika memang mural itu benar-benar dihapus.

"Sebenarnya kan tidak melanggar aturan apapun sedikitpun. Kalau mau dihapus, dasarnya apa?" tandasnya.

Ia juga membantah anggapan bahwa mural itu bentuk perlawanan terhadap negara. Namun ia tak menutup mata bahwa keresahan sosial memang nyata dirasakan para pemuda.

Mural tersebut, kata Dandun, dibuat oleh sembilan orang anggota Karang Taruna dengan dana iuran pribadi. Renovasi pos ronda sekaligus mural itu sejatinya bagian dari rangkaian menyambut HUT RI.

Kecintaan para pemuda itu terhadap anime tidak hanya diwujudkan dalam mural One Piece saja. Beberapa gambar di dalam pos ronda pun tak luput dari tangan-tangan kreatif mereka, dengan berbagai karakter anime di dalamnya.

"Iya, jadi tetap kita merayakan kemerdekaan walaupun cuma gambar seadanya gitu," ujarnya.

Dandun menegaskan bahwa mural itu hanya satu titik dan tidak bermaksud menyulut kontroversi. Meski begitu, ia berharap keresahan yang disampaikan lewat karya itu bisa menggugah pihak-pihak terkait.

"Kalau negeri kita itu sedang tidak baik-baik saja. Semua orang pasti merasakan juga," ujar dia.

Load More