Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 04 September 2025 | 20:24 WIB
Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB) menggelar Forum Jaring Aspirasi di Rumah Makan Mertamu, Sleman, Kamis (4/9/2025). (dok.Istimewa)

SuaraJogja.id - Forum Ojol Yogyakarta Bergerak (FOYB) mengajak seluruh rekan seperjuangan untuk kembali ke marwah.

Menurutnya saat ini ojek online (ojol) dinilai menjadi pihak yang sangat rentan dengan pihak provokasi.

Terlebih setelah berbagai aksi demonstrasi yang kemudian berujung ricuh di sejumlah daerah

Diketahui rentetan itu makin meluas dan tak terkendali usai Affan Kurniawan, seorang driver ojol meninggal dunia dalam aksi di Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua FOYB, Rie Rahmawati dalam Forum Jaring Aspirasi di Rumah Makan Mertamu, Sleman, Kamis (4/9/2025).

Ketua FOYB, Rie Rahmawati mengungkapkan sebenarnya hari ini direncanakan sebagai aksi nasional yang dilakukan oleh ojol seluruh Indonesia.

Adapun di Jakarta, aksi nasional rencananya dilakukan dengan bungkam.

Namun ditolak oleh pihak kepolisian mengingat kondisi keamanan yang belum stabil.

Di Yogyakarta pun, rekan-rekan ojol telah mengusulkan ke DPRD untuk kembali turun ke jalan.

Baca Juga: Setelah Monjali, Giliran Pos Polisi Pingit Dilempari Bom Molotov, Apa Motif Pelaku?

Namun situasi yang dinilai belum kondusif membuat aksi itu urung dilaksanakan.

"Maka kita fokuskan untuk buat diskusi bareng saja walau dengan tidak banyak orang karena memang sedang tidak kondusif," kata Rie, Kamis (4/9/2025).

Rie mengungkapkan, tujuan dari diskusi bersama itu adalah untuk mengembalikan semangat perjuangan rekan-rekan ojol.

"Biar nggak merambah kemana-mana karena kemarin kan ibaratnya ojol jadi dikambing hitamkan," ujarnya.

Rawan Diadu Domba

Menurut Rie, ojol menjadi kambing hitam dalam berbagai aksi demonstrasi baru-baru ini.

Ia menyebut kematian Affan Kurniawan justru kemudian banyak dimanfaatkan oleh pihak yang ingin menunggangi aksi-aksi yang digelar selanjutnya.

"Ojol menjadi kendaraan untuk membuat kerusuhan di Indonesia. Kami mengimbau kepada seluruh mitra ojol, aktivis, mahasiswa dan elemen masyarakat lain dalam melaksanakan penyampaian aspirasinya, agar tidak terpancing provokasi untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis," ungkapnya.

Ia menilai berbagai tindakan anarkis itu justru hanya akan berpotensi mengganggu proses perjuangan. Belum lagi ketika kondisi ini diadu domba oleh pihak-pihak lain.

Desak Perlindungan Hukum Bagi Ojol

Pada kesempatan ini, Rie mendesak pemerintah untuk segera merumuskan dan mengesahkan regulasi yang adil dan berpihak pada kesejahteraan pengemudi ojol.

Hal itu dikarenakan selama ini para pengemudi ojol beroperasi di tengah ketidakjelasan status ketenagakerjaan dan payung hukum.

"Hingga saat ini masih belum ada UU yang secara spesifik mengatur tentang pengemudi ojol di Indonesia. Pengemudi ojol beroperasi karena ada diskresi pemerintah agar dapat menyerap tenaga kerja," tuturnya.

Rie juga menyoroti lemahnya status ketenagakerjaan dan ketidakjelasan perlindungan hukum bagi pengemudi ojol.

FOYB mendorong pemerintah untuk mengambil langkah cepat dalam merumuskan dan mengesahkan regulasi terkait layanan transportasi online yang memberikan kesejahteraan bagi pengemudi ojol di Indonesia.

Tentunya dengan melibatkan perwakilan elemen pengemudi ojol dalam perumusannya.

"Regulasi yang mengatur dan menaungi pengemudi ojol di negara lain sudah ada dan pengemudi ojol menjadi memiliki status dan payung hukum yang jelas," tandasnya.

"Kami menilai bahwa ketidakadilan sistem aplikasi transportasi daring sudah berjalan terlalu lama. Para pengemudi ingin menuntut mereka diakomodir dalam undang-undang yang mengatur kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pengemudi ojol di Indonesia," sambungnya.

Disebutkan Rie, bahwa peran driver ojol dalam perputaran ekonomi sangat besar.

Namun sayangnya hal iyu tidak diimbangi dengan posisi hukum yang kuat.

"Kita tidak bisa terus membiarkan mereka diatur oleh sistem algoritma tanpa ada perlindungan dari negara. Ini bukan hanya soal pekerjaan. Ini hak warga negara untuk hidup layak," tegasnya.

Padahal, FOYB menilai mitra ojol yang sejahtera berarti membantu pemerintah untuk menumbuhkembangkan roda perekonomian nasional.

Peningkatan pendapatan yang diperoleh mitra ojol akan lebih baik dibandingkan bila hanya dinikmati oleh aplikator saja.

"Jika kami diberi kesejahteraan dan perlindungan, kami akan menjadi mitra yang kuat bagi negara dalam mendorong penguatan ekonomi rakyat dan menyongsong Indonesia Emas 2045," tandasnya.

Tuntutan Ojol

Rie bilang setidaknya ada empat tuntutan utama yang telah selama ini mereka perjuangkan.

Disampaikan Rie, empat tuntutan yang diusung oleh FOYB ini adalah kenaikan tarif roda dua (sepeda motor) untuk penumpang, regulasi makanan dan barang, Undang-Undang Transportasi Online dan kenaikan tarif bersih untuk roda empat (mobil).

Selain itu, FOYB menuntut penghapusan tiga fitur utama yang mereka anggap merugikan, yaitu program slot, fitur aceng/goceng, dan double order.

Pihaknya menganggap ketiga fitur tersebut menurunkan pendapatan pengemudi dan menambah jarak tempuh serta waktu tanpa keseimbangan pembayaran yang diterima oleh para driver.

"Itu sudah kita gaungkan sejak 20 Mei yang aksi nasional," pungkasnya.

Load More