Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 11 September 2025 | 13:43 WIB
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Eva Guna Pandia saat memberikan keterangan ke wartawan, Kamis (11/9/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Baca 10 detik
  • Polisi memastikan tak ada keterlibatan atau ikut-ikutan pelaku bom molotov di Polda DIY
  • Dua pelaku yang ditangkap memiliki peran berbeda
  • Satu adalah eksekutor satu lagi membuatkan bom molotov
[batas-kesimpulan]

SuaraJogja.id - Polisi memastikan dua pemuda yang ditangkap terkait aksi perusakan dan pelemparan molotov ke pos polisi (pospol) di Yogyakarta dan Sleman, tidak terlibat dalam kericuhan di Mapolda DIY beberapa waktu lalu.

Kedua tersangka adalah ARS (21) alias Kopul, warga Godean, Sleman, dan DSP (24) alias Yaya, warga Kasihan, Bantul.

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Eva Guna Pandia menegaskan bahwa aksi pelaku murni dilakukan secara terpisah.

"Jadi pada saat itu dia pulang kerja sore memang dia melihat ajakan di media sosial, live TikTok dia tidak ikut. Sehingga pada saat besokan harinya itu dia ikut-ikutan untuk melempar itu [pos polisi]," kata Pandia, saat rilis kasus di Mapolresta Yogyakarta, Kamis (11/9/2025).

Pandia menjelaskan, peran ARS dan DSP berbeda dalam kasus ini.

ARS bertindak sebagai eksekutor pelempar molotov seorang diri.

Sementara DSP membantu dalam persiapan bahan peledak tersebut.

"Peran yang menyiapkan botol Yaya, dia yang menyiapkan botol dan pada saat itu melubangi tutupnya lanjut dia memegangin pada saat ARS ini menuangkan bensin dan memasang sumbu botolnya juga dari Yaya," tuturnya.

Atas pengungkapan kasus ini, Polresta Yogyakarta sekaligus mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi.

Baca Juga: Teror Molotov di Jogja: Polisi Ringkus 2 Pelaku, Salah Satunya Sempat Kabur!

"Selanjutnya imbauan dari kita kepada seluruh masyarakat Yogyakarta, kami dari Polresta Yogyakarta menegaskan agar mengajak masyarakat Yogyakarta, ayo sama-sama kita jaga Yogyakarta agar Yogyakarta selalu aman, damai, dan kondusif," kata dia.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi ajakan provokatif di media sosial.

"Jangan mudah diprovokasi oleh orang-orang yang ingin membuat ricuh di Yogyakarta," ungkapnya.

Load More