- Makan Bergizi Gratis terus dicari cara untuk mencegah keracunan
- BRIN menyiapkan sebuah test kit yang bisa mendetesi makanan sudah basi atau belum
- Pengembangan dilakukan dan diharapkan terealisasi tahun 2026
SuaraJogja.id - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan teknologi berupa test kit untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Inovasi ini diharapkan dapat membantu mencegah kasus keracunan makanan yang belakangan marak terjadi.
"Kalau untuk MBG kami juga berkontribusi, khususnya saat ini kami fokus untuk yang pertama itu test kit ya, test kit untuk mencegah keracunan," kata Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, saat ditemui di UGM, Rabu (1/10/2025).
Menurut Tri, test kit ini dirancang agar bisa mendeteksi secara sederhana apakah bahan pangan atau masakan yang hendak disajikan ke penerima manfaat itu masih layak konsumsi atau terindikasi sudah basi.
"Jadi untuk ngecek ini sudah busuk atau tidak ya, gitu," imbuhnya.
Bahkan, kata Tri, test kit ini diklaim mampu mengidentifikasi keberadaan bakteri yang ada dalam makanan yang sudah tak layak itu.
Ia menambahkan, test kit tersebut nantinya dapat digunakan secara langsung oleh pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk sampling makanan.
Nantinya test kit yang sedang dipersiapkan itu akan memiliki teknologinya mirip perangkat berbasis kertas sederhana.
Sehingga mudah digunakan oleh pihak-pihak yang terkait.
Baca Juga: Megawati Tanam Pohon Bodhi di UGM: Simbol Kebijaksanaan atau Sekadar Seremonial?
"Ya, semacam test kit gitu, yang pakai kayak kertas gitu ya, rencananya sih begitu. Jadi langsung aja dicek gitu. Jadi itu kan mudah ya, sederhana lah dan tidak mahal. Ya, itu bagian dari pencegahan," ungkapnya.
"Misalnya, untuk pengelola SPPG, dia juga bisa lebih mudah kan ngecek produk yang dihasilkan," tambahnya.
Terkait kapan test kit tersebut bisa digunakan secara luas, Tri memastikan BRIN akan berusaha mempercepat prosesnya.
"Ya, sesegera mungkin lah ya. Ya, mestinya tidak terlalu sulit sih, tapi kami akan upayakan segera mungkin ya," tandasnya.
Pihaknya menargetkan hasil riset tersebut bisa terealisasi dalam waktu dekat.
"Tapi itu moga-moga tahun depan bisa jadi lah ya," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Kunjungan ke UGM, Megawati Ragukan Data Sejarah Penjajahan dan Jumlah Pulau Indonesia
-
Bukan Sekadar Antar Jemput: Bus Sekolah Inklusif Kulon Progo Dilengkapi Pelatihan Bahasa Isyarat
-
Maxride Bikin Bingung, Motor Pribadi Jadi Angkutan Umum? Nasibnya di Tangan Kabupaten/Kota
-
Megawati ke UGM: Soroti Biodiversitas dan Masa Depan Berkelanjutan
-
Alasan Kocak Megawati Soekarnoputri Tolak Kuliah di UGM: 'Nanti Saya Kuper'