- Kecelakaan maut BMW yang menewaskan Argo membuat terdakwa dituntut 2 tahun penjara
- Tuntutan dari JPU terhadap Christiano dianggap berlebihan oleh kuasa hukum terdakwa
- Kuasa Hukum akan mengajukan pledoi di sidang pekan depan
SuaraJogja.id - Koordinator tim penasihat hukum terdakwa, Achiel Suyanto, menilai tuntutan dua tahun penjara terhadap kliennya, Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan, terlalu berlebihan.
Ia menilai, kasus kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UGM, Argo Ericko Achfandi di Jalan Palagan pada Mei lalu itu seharusnya dilihat sebagai kelalaian dua pihak.
"Ya kalau menurut saya terlalu berlebihan dengan dua tahun. Tadi saya kira cuma sekitar satu tahun sampai satu tahun setengah maksimal. Tapi ternyata dua tahun, ya sudah, itu hak jaksa, kok. Kita harus hormati," kata Achiel usai sidang tuntutan di Pengadilan Negeri (PN) Sleman, Selasa (21/10/2025).
Meski menghormati kewenangan jaksa, Achiel tetap menegaskan bahwa tak semata-mata kecelakaan ini kesalahan terdakwa.
Menurutnya kedua belah pihak memiliki andil dalam kecelakaan yang terjadi.
"[Dua tahun tuntutan] berlebihan, karena tadi, peran kedua-duanya sama, lalai. Ada kelalaian. Jadi nggak bisa sepihak saja," ujarnya.
"Kalau si korban tidak memutar balik kemudian memberikan tanda-tanda, apalagi posisinya di tengah-tengah. Itu mungkin, maaf, mungkin kecelakaan tidak mungkin terjadi," imbuhnya.
Achiel turut menyinggung hasil keterangan saksi ahli dari eks Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) beberapa waktu lalu. Saat itu disebutkan bahwa jarak pengereman dalam kecelakaan itu terlalu pendek.
Nihil Autopsi dan Mobil Parkir di TKP Tak Pernah Disebut
Baca Juga: Lalai Berkacamata, Sopir BMW Dituntut 2 Tahun Penjara atas Kematian Mahasiswa UGM
Lebih jauh, Achiel menyoroti belum adanya kejelasan mengenai penyebab pasti kematian korban.
Menurutnya, hasil visum hanya menyebut korban meninggal akibat kecelakaan tanpa ada autopsi yang dapat memastikan penyebab utama kematiannya.
"Syaratnya untuk bisa ditemukan penyebab kematian adalah adanya autopsi, tapi tidak ada autopsi dalam kasus ini," ujarnya.
Selain itu, pihak pembela turut menyoroti adanya kendaraan lain yang parkir di depan lokasi kejadian. Hal itu diduga turut memicu kecelakaan.
Kendaraan itu, menurut Achiel, tidak pernah disebut dalam dakwaan maupun tuntutan jaksa.
"Dari gambar yang disodorkan, CCTV, kemudian juga dari keterangan para saksi, ada satu kendaraan yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan tanggal 24 Mei itu. Yaitu apa? Kendaraan SUV yang berada di depan Peacockoffie [kafe] itu dan itu tidak pernah disebut-sebut sama sekali oleh rekan jaksa," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bidik Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Pemkot Jogja Dorong Tambahan Direct Flight
-
Usai Viral Sebut Jokowi Bukan Alumni, Layanan LISA AI UGM Tak Bisa Digunakan
-
Gudeg Legend di Jogja Sediakan Makanan Gratis, Sajikan Menu Nusantara untuk Perantau Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
UGM Buka Peluang Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera