Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:30 WIB
Ketua KPK, Setyo Budiyanto menyampaikan kasus Whoosh di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (28/10/2025). [Kontri/Putu]
Baca 10 detik
  • Ketua KPK datang ke Jogja bertemu Gubernur DIY
  • Dalam pernyataannya kasus dugaan korupsi kereta cepat Whoosh jadi sorotan
  • Mahfud MD siap bersaksi jika KPK memanggil

SuaraJogja.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai mengembangkan penyelidikan terkait dugaan penggelembungan anggaran atau mark up dalam proyek pembangunan kereta cepat Jakarta–Bandung (KCJB) Whoosh.

Ketua KPK Setyo Budiyanto usai bertemu Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (28/10/2025) mengungkapkan, lembaganya tengah menelaah ulang proses pemanggilan saksi serta data yang sudah masuk terkait proyek strategis nasional tersebut.

"Ya, ditelaah dulu [saksi kasus whoosh]," paparnya, Selasa.

Menurut Setyo, sebelum mengambil langkah lebih lanjut, tim penyelidik perlu memastikan seluruh informasi dan dokumen yang dimiliki valid dan saling menguatkan. Namun Ia enggan membeberkan lebih jauh soal audit proyek maupun pihak-pihak yang sudah diperiksa.

"Ya nanti saya cek lagi seperti apa dalamnya. Baru juga [ditangani]," ungkapnya.

Sebelumnya Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, mengonfirmasi bahwa perkara Whoosh sudah berada di tahap penyelidikan.

Asep menyebut, tim saat ini tengah menelusuri dugaan adanya pembengkakan biaya dalam proyek kerja sama pemerintah dan BUMN tersebut.

Namun dia tidak menjelaskan kapan tepatnya proses itu dimulai, mengingat penyelidikan dilakukan secara tertutup.

KPK baru mengumpulkan sejumlah dokumen terkait pembiayaan proyek, termasuk hasil audit internal dari lembaga negara dan laporan keuangan konsorsium BUMN pelaksana proyek.

Baca Juga: Kasus Korupsi Kuota Haji Kemenag Memanas, KPK Sasar Pengelola Travel Umroh di Jogja

Mahfud MD Siap Dipanggil KPK

Secara terpisah mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan dia siap jika sewaktu-waktu dipanggil KPK untuk memberikan keterangan.

Namun ia menolak jika diminta untuk membuat laporan resmi terkait kasus tersebut.

Sebab kewajiban untuk melapor bukan berada di tangan masyarakat atau individu yang sekadar menyampaikan pandangan publik. Apalagi isu dugaan mark up proyek kereta cepat sudah lebih dulu beredar luas di masyarakat sebelum ia menyinggungnya dalam kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.

"Kalau dipanggil, saya akan datang. Kalau saya disuruh lapor, ngapain. Buang-buang waktu juga, wong yang saya laporkan [di YouTube] itu KPK udah tahu, karena sebelum saya ngomong udah ramai duluan kan. Saya cuma ngomong karena udah ramai aja," ungkap Mahfud.

Proyek kereta cepat Whoosh saat ini tengah jadi perhatian publik. Nilai investasinya melonjak dari perkiraan awal sekitar US$6,07 miliar menjadi lebih dari US$7,2 miliar, sebagian ditutup melalui tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Load More