- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan YIA beroperasi jauh di bawah kapasitas 20 juta, hanya mencapai sekitar 4 juta penumpang per hari.
- Kondisi utilisasi YIA yang rendah menjadi salah satu penyebab rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia masih relatif tinggi.
- Airlangga mendorong optimalisasi YIA serta pengembangan pariwisata sekitar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan devisa negara.
SuaraJogja.id - Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo kembali menjadi sorotan setelah tingkat keterisiannya dinilai jauh dari kapasitas yang disiapkan.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat dalam acara Grafika Talkshow di Fakultas Teknik, UGM, Rabu (19/11/2025).
Airlangga menyebut bahwa sebelum pandemi COVID-19, arus penumpang ke Yogyakarta mencapai angka fantastis.
"Sebetulnya kalau kita balik lagi ke Jogja, Jogja sebelum COVID, itu turisnya ataupun yang ke Jogja melalui bandara itu 7 juta, Bandara Adisutjipto," ungkap Airlangga.
Namun kondisi sekarang sudah sangat berbeda jauh. Ia menyebut bahwa jumlah penumpang di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) masih belum kembali ke level sebelum pandemi.
"Tetapi per hari ini, maksimal 4 juta di Bandara Kulon Progo, YIA dan kapasitas yang dibangun itu untuk 20 juta," ujarnya.
Menurut Airlangga, fenomena YIA ini menjadi contoh nyata sekaligus penyebab mengapa rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia masih cukup tinggi.
Adapun ICOR adalah salah satu parameter yang menentukan tingkat efisiensi investasi di suatu negara. Melalui angka ICOR tersebut, negara dapat melakukan estimasi kebutuhan investasi untuk mencapai target pertumbuhan tertentu.
"Jadi, inilah yang selalu menjadi persoalan kenapa hasil pembangunan Indonesia ICOR-nya itu masih 6, Incremental Capital Output Ratio, ini salah satunya Bandara Jogja yang kapasitas 20 baru 4," tuturnya.
Baca Juga: Tragedi Dini Hari! Pria di Sleman Tewas Tertabrak KA Malioboro Express
Pemerintah daerah maupun pihak terkait, kata Airlangga, perlu mencari strategi untuk meningkatkan penggunaan bandara yang berada di Kulon Progo itu.
Apalagi ada cukup banyak potensi pariwisata yang bisa dimanfaatkan di sekitar bandara. Misalnya saja berbagai destinasi di sekitar Yogyakarta yang dinilai dapat menjadi modal kuat untuk meningkatkan trafik penerbangan.
"Padahal sekitar Jogja ada Borobudur, ada segala macam kegiatan bisa didorong," ucapnya.
Ia menilai masih ada banyak kegiatan yang bisa dikembangkan agar YIA tidak terus berada dalam kondisi under capacity.
Lebih jauh, Airlangga mengingatkan bahwa sektor pariwisata adalah peluang cepat untuk meningkatkan devisa negara.
Menurutnya, Indonesia masih tertinggal dalam hal jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Padahal, dampaknya terhadap ekonomi sangat nyata.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim
-
Kejari Sleman Tegaskan Pendalaman Kasus Hibah Pariwisata Belum Selesai, Sri Purnomo Diperiksa Lagi