- Qatrunnada (Nada) memulai usaha sushi mini sebagai alternatif menu sarapan segar karena kebosanan terhadap makanan tradisional.
- Ide usaha Nada didukung oleh keikutsertaannya dalam Program PKW Platinum 2025 yang diselenggarakan Kemendikdasmen RI.
- Program PKW Platinum 2025 di Yogyakarta bertujuan meningkatkan kewirausahaan dengan pelatihan dan pendampingan selama setahun.
SuaraJogja.id - Kebosanan melihat menu sarapan yang itu-itu saja membuat Qatrunnada (24) justru menghasilkan ide untuk membuka usaha. Alternatif baru itu dihadirkan dalam bentuk sushi mini yang disediakan untuk menu sarapan.
Perempuan yang akrab disapa Nada itu mengatakan bahwa gagasan berjualan sushi muncul dari keinginannya menghadirkan menu yang lebih segar bagi warga.
Menurutnya, sarapan tidak harus selalu risoles, lemper, atau camilan tradisional lain yang sudah sangat familiar.
Nada ingin memperkenalkan alternatif baru yang lebih bisa dinikmati semua usia.
"Saya ingin sarapan pagi itu enggak melulu risoles, lemper. Jadi, saya ingin memperkenalkan sushi itu bisa menjadi sarapan pagi gitu," ungkap Nada ditemui, Rabu (10/12/2025).
Ditambahkan Nada, bahwa sushi memang bisa menjadi pilihan yang ringan untuk memulai hari.
Bak gayung bersambut ide itu diperkuat dengan mengikuti Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum 2025.
Adapun program ini digelar Direktorat Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen RI.
Melalui pelatihan itu, Nada merasa lebih percaya diri untuk mencoba bidang kuliner yang sebelumnya belum pernah ia geluti. Pengalaman kecil berjualan risol mayo selama beberapa bulan, yang memberinya sedikit bekal mengenai pola usaha harian.
Baca Juga: Natal dan Tahun Baru di Ambang Ketidakpastian: Sopir Bajaj Yogyakarta Terjepit Aturan Abu-Abu
Tanpa meninggalkan risol mayo, Nada, menambahkan menu sushi sebagai bagian dari usahanya. Ketika sushi dibuat untuk sarapan pagi maka risol mayonya dijalankan pada sore hari.
Ketika generasi muda kini sibuk mencari lowongan pekerjaan sebagai pegawai swasta atau lainnya, Nada justru memilih usaha street food. Hal itu bukan tanpa alasan, ia bilang modal kecil dan perputaran uang cepat menjadi pertimbangan.
Ia pernah mencoba merintis usaha bakery, tetapi biaya produksi yang besar. Kondisi itu membuatnya belajar dan memilih mengalihkan fokus ke usaha yang lebih sederhana namun diminati banyak orang.
Kini ia membuka stan setiap pagi dan menerima pesanan lewat media sosial.
"Buka offline dan online juga sih, karena memang sosial media penting buat promosi," ujarnya.
Sementara itu, Manajer Operasional Budi Mulia Dua Culinary School (BMD Culinary School), Ani Syafaatun, menjelaskan bahwa PKW Platinum adalah program terbatas yang hanya digelar di empat daerah di Indonesia, salah satunya Yogyakarta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Berawal dari Bosan Menu Sarapan, Nada Menemukan Jalan Usaha Lewat Sushi Pagi
-
10 Tahun Pakai Biogas, Warga Sleman Tak Khawatir Jika LPG Langka atau Mahal
-
Teras BRI Kapal, Perbankan Terapung bagi Masyarakat di Wilayah Pesisir dan Kepulauan
-
Lika-liku Jembatan Kewek yang Rawan Roboh, Larangan Bus, dan Kemacetan hingga Stasiun Tugu
-
Kiai-Nyai Muda NU Dorong Penyelesaian Konflik PBNU Secara Terukur dan Sesuai Aturan