- DIY diprediksi alami lonjakan 5,15 juta wisatawan saat Nataru 2025/2026, memicu peningkatan risiko kemacetan dan kecelakaan.
- Dishub DIY memetakan banyak titik rawan kecelakaan dan kemacetan tersebar di jalur nasional, ring road, dan koridor wisata.
- Puncak pergerakan diprediksi terjadi 24 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026, diikuti arus balik 4 Januari 2026.
SuaraJogja.id - Arus wisatawan ke Yogyakarta diprediksi melonjak tajam pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, sekitar 4,31 persen atau setara 5,15 juta orang diperkirakan menuju Kota Yogyakarta dan wilayah sekitarnya selama periode libur akhir tahun ini.
Lonjakan mobilitas ini berpotensi memicu kepadatan lalu lintas sekaligus meningkatkan risiko kecelakaan di sejumlah ruas jalan utama.
Karenanya Dinas Perhubungan (Dishub) DIY memetakan sejumlah titik rawan kecelakaan dan kemacetan yang tersebar hampir merata di seluruh kabupaten/kota.
"Titik-titik tersebut umumnya berada di jalur nasional, ring road, simpang-simpang besar, koridor menuju kawasan wisata, serta ruas perbatasan antarwilayah yang menjadi pintu masuk utama wisatawan," papar Kepala Dishub DIY, Chrestina Erni Widyastuti di Yogyakarta, Selasa (16/12/2025).
Menurut Erni, peningkatan arus lalu lintas saat libur Nataru dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari libur sekolah, cuti bersama, hingga tingginya minat masyarakat berwisata ke Yogyakarta. Diprediksi puncak pergerakan masyarakat libur Nataru berlangsung mulai 24 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026.
"Pada periode ini, volume kendaraan harian diproyeksikan meningkat secara bertahap, baik arus masuk ke DIY maupun pergerakan internal antarkabupaten," jelasnya.
Kerawanan lalu lintas di DIY, lanjutnya tidak hanya terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Namun juga bersifat lintas wilayah di kabupaten lain.
Sebab desain simpang sejumlah ruas jalan yang kompleks serta kapasitas jalan yang terbatas. Sedangkan pertumbuhan kendaraan tidak sebanding dengan pelebaran ruas jalan.
"Tingginya intensitas aktivitas ekonomi dan pariwisata juga jadi faktor kerawanan lalulintas," ungkapnya.
Baca Juga: Wali Kota Jogja Ungkap Rahasia Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga, Mas JOS Jadi Solusi
Erni menyebut, di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, titik rawan paling menonjol berada di simpang empat (SP 4) dan simpang tiga (SP 3) pada ruas-ruas strategis. Ruas Yogyakarta–Tempel tercatat memiliki sejumlah titik krusial, seperti SP 4 Tempel, SP 4 Beran, SP 4 Denggung, dan SP 4 Dekso yang menjadi penghubung utama Kota Yogyakarta dengan wilayah utara hingga Magelang.
Kerawanan juga muncul di ruas Jalan Pajajaran yang meliputi SP 4 Monjali, SP 4 UPN, SP 4 Gejayan, dan SP 4 Condong Catur. Kawasan ini dikenal sebagai pusat aktivitas pendidikan, permukiman padat, serta kawasan komersial, sehingga lalu lintas relatif padat hampir sepanjang hari.
Selain itu, Ring Road Utara, khususnya ruas Jombor dan Raden Rongo Kalasan menjadi salah satu titik perhatian utama saat Nataru. Jalur ini berfungsi sebagai jalur distribusi lintas kota sekaligus akses menuju wilayah timur DIY dan bandara.
"Ruas ini dilalui kendaraan pribadi, bus pariwisata, hingga kendaraan logistik," jelasnya.
Lonjakan wisatawan juga berdampak signifikan pada jalur-jalur wisata di wilayah selatan dan timur DIY. Ruas Yogyakarta–Wonosari menjadi salah satu koridor dengan tingkat kerawanan tinggi.
Sejumlah titik rawan tercatat di SP 4 Wiyoro, SP 4 Kids Fun, SP 3 Piyungan, kawasan Bukit Bintang Patuk, SP 3 Gading, dan SP 4 Siyono. Karakter jalan berkelok, perbedaan elevasi, serta peningkatan volume kendaraan wisatawan menjadi faktor risiko utama.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
5 Cafe Gelato Paling Ngena di Jogja untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
BRI Gelar RUPSLB, Aset Tembus Rp2.123 Triliun Hingga Q3 2025
-
BRI Pastikan Pembayaran Dividen Interim Saham 2025 pada Januari 2026
-
Pohon Tumbang Jadi Momok saat Cuaca Ekstrem, BPBD DIY Waspadai Dampak Siklon Mendekat
-
Antisipasi Scam di Wisata Keraton Jogja saat Nataru, BPPD DIY Perketat Pengawasan