Riki Chandra
Sabtu, 27 Desember 2025 | 18:26 WIB
Jembatan Krueng Tingkeum di Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, yang sempat putus total selama sebulan kembali beroperasi [Suara.com/Kementerian PU]
Baca 10 detik
  • Jembatan vital kembali dibuka, konektivitas dan ekonomi Bireuen mulai pulih.
  • Pemerintah pusat percepat pemulihan infrastruktur terdampak bencana Aceh.
  • Jembatan darurat jadi solusi awal sebelum pembangunan permanen.

SuaraJogja.id - Jembatan Krueng Tingkeum akhirnya kembali difungsikan setelah sempat terputus total selama satu bulan akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh.

Dibukanya Jembatan Krueng Tingkeum ini menjadi kabar penting bagi pemulihan konektivitas wilayah sekaligus menggerakkan kembali roda ekonomi masyarakat yang sempat tersendat.

Beroperasinya kembali Jembatan Krueng Tingkeum di Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, menandai titik krusial dalam upaya pemulihan pascabencana.

Infrastruktur vital yang berada di jalur nasional Banda Aceh–Medan ini selama ini menjadi akses utama mobilitas warga serta distribusi logistik lintas provinsi.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menunjukkan komitmen kuat dalam percepatan penanganan dampak bencana alam di Aceh dengan memprioritaskan pemulihan Jembatan Krueng Tingkeum.

Jembatan tersebut merupakan bagian dari infrastruktur strategis nasional yang menopang aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Aceh, khususnya di wilayah Bireuen dan sekitarnya.

Perbaikan konektivitas diwujudkan melalui pembangunan jembatan darurat tipe bailey sepanjang 66 meter. Kehadiran jembatan darurat ini menjadi solusi cepat untuk mengatasi kelumpuhan arus lalu lintas yang terjadi akibat terputusnya akses utama selama bencana.

Jembatan Krueng Tingkeum resmi dibuka dan difungsikan kembali pada Sabtu, 27 Desember 2025. Peresmian ini sekaligus mengakhiri gangguan panjang di ruas jalan nasional yang selama ini menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi dan logistik di wilayah tersebut.

Keberadaan jembatan ini dinilai sangat krusial karena menjadi urat nadi utama aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Selama akses terputus, distribusi barang, aktivitas perdagangan, hingga mobilitas harian warga terdampak secara langsung.

Terputusnya akses Jembatan Krueng Tingkeum selama satu bulan membuat pemerintah dan masyarakat harus mengandalkan jalur alternatif. Kondisi ini menimbulkan keterbatasan dalam kelancaran transportasi, sehingga pembukaan kembali jembatan disambut positif oleh berbagai pihak.

Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh memprioritaskan pembukaan kembali akses jalan nasional tersebut. BPJN Aceh menilai jembatan ini memiliki peran strategis dalam menjaga kelancaran arus transportasi lintas provinsi di Aceh.

Proses pembangunan jembatan darurat dilakukan melalui kolaborasi cepat antara pemerintah pusat, BUMN, dan kontraktor lokal. PT Adhi Karya (Persero) Tbk bertindak sebagai pelaksana utama, didukung PT Krueng Meuh, dengan pendampingan dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU serta BPJN Aceh.

Bupati Bireuen, Mukhlis, turut meninjau langsung lokasi dan menyampaikan apresiasi atas kerja cepat seluruh pihak yang terlibat. Menurutnya, pembukaan kembali Jembatan Krueng Tingkeum memiliki arti penting bagi masyarakat Bireuen.

"Alhamdulillah kami tinjau jembatan Krueng Tingkeum. Dan ini mudah-mudahan kepada pengguna jalan juga tidak bermasalah nanti dan tidak akan terjadi kemacetan lagi seperti yang kita lihat pada hari ini," ujar Mukhlis saat ditemui di lokasi.

Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh pada akhir November 2025 memang menimbulkan kerusakan besar pada infrastruktur. Data Kementerian PU per 17 Desember 2025 mencatat sebanyak 38 ruas jalan nasional dan 16 jembatan terdampak bencana di berbagai wilayah Aceh.

Load More