SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah menunjukan adanya luncuran awan panas sebanyak dua kali pada Senin (25/3/2019) pagi.
Dari pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), melalui akun Twitter resminya, menjelaskan luncuran awan panas guguran Merapi teramati pada pukul 06.17 WIB dengan jarak luncur seribu meter selama 104 detik ke arah Kali Gendol.
Kemudian, awan panas guguran kedua teramati meluncur dari Gunung Merapi pada pukul 08.58 WIB hingga berjarak sekitar 900 meter ke arah hulu Kali Gendol selama 90 detik.
Berdasarkan pengamatan BPPTKG sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, selain awan panas guguran juga teramati satu kali guguran lava pijar ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 450 meter.
Baca Juga:Resmikan MRT, Fahri Hamzah: Jokowi Cuma Presiden Warisan
Pada periode itu, asap kawah tidak teramati. Cuaca di gunung itu berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur dengan suhu udara 16-22.1 derajat celsius, kelembaban udara 63-89 persen, dan tekanan udara 628-708.3 mmHg.
Selain itu, juga terekam satu kali gempa awan panas dengan amplitudo 60 mm selama 108,1 detik, tujuh kali gempa guguran dengan amplitudo 5-27 mm selama 27.7-65.9 detik.
Kemudian, satu kali gempa embusan dengan amplitudo 20 mm selama 28 detik, dua kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 5-15 mm selama 19.3-28.5 detik, dan satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 8 mm selama 9,2 detik.
BPPTKG hingga kini masih menyatakan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Selain itu, warga juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. (Antara)
Baca Juga:Buka-bukaan Rizal Ramli soal Permintaan Jokowi terkait Negosiasi MRT