SuaraJogja.id - Central for Digital Society (CfDS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) merilis riset bertajuk "10 Tokoh Politik Terpopuler Selama Pemilu 2019". Riset tersebut dilakukan berdasarkan popularitas tokoh di kanal media sosial Twitter berdasarkan cuitan.
Dari hasil riset yang dilakukan CFDS Fisipol UGM, nama Presiden Joko Widodo menjadi yang terpopuler di urutan pertama. Sedangkan posisi kedua hingga ketujuh berturut-turut adalah Sandiaga Uno, Fahri Hamzah, Rocky Gerung, Dahnil Anzar Simanjuntak, Cak Khum dan Mustofa Nahrawardaya. Kemudian pada posisi delapan ada Fadli Zon, selanjutnya Mahfud MD dan posisi kesepuluh Haikal Hassan.
"Pak Prabowo tidak muncul di 10 besar, karena dia di peringkat 14. Justru muncul Sandiaga Uno di peringkat kedua. Nah, ini memunculkan fenomena yang kami lihat, bahwa memang dari 02 tidak mempersiapkan Pak Prabowo untuk mengimbangi popularitas pak Jokowi di sosial media," kata Peneliti Digital Intelligence CfDS Fisipol UGM, Iradat Wirid pada Selasa (21/05/2019).
Iradat mengemukakan dari 10 tokoh utama yang bercuit di Twitter, delapan di antaranya merupakan pendukung Prabowo - Sandiaga.
Lebih lanjut, Iradat mengemukakan dari 109 akun tokoh yang diriset, empat di antaranya sudah tidak aktif melalukan cuitan setidaknya dari limitasi waktu penelitian.
Baca Juga:Fakultas MIPA UGM Luncurkan Program Studi Ilmu Aktuaria
Dari hasil riset tersebut, Iradat mengatakan semakin populernya tokoh di Twitter tidak kemudian berpengaruh signifikan pada keterpilihannya di kancah politik.
"(Tetapi) itu menjadi salah satu faktor, bukan penentu utama," kata Iradat
Manager Digital Intelligence Lab CfDS Fisipol UGM, Treviliana Eka Putri menambahkan fenomena menarik lainnya, adalah masuknya Mahfud MD dalam 10 tokoh populer di Twitter. Dari hasil riset CfDS, cuitan yang diunggah mantan Ketua MK tersebut cenderung netral.
"Kemudian yang menarik, dari 10 tokoh ini ada satu tokoh yang tidak secara formal berasosiasi dengan kubu 01 atau pun 02 yaitu profesor Mahfud MD. Di sini kita melihat beliau sebagai tokoh akademisi memposisikan dirinya di media sosial twitter sebagai tokoh yang netral dan menjembatani kepada kedua belah pihak," kata
Selain itu Mahfud MD adalah akademisi yang mampu memperkecil polarisasi yang semakin kuat di masyarakat karena perbedaan pandangan politik.
Baca Juga:Sekolah Vokasi UGM Ajak Lestarikan Budaya Lewat Gelaran Mahakarya 2019
"Nah di sini kita lihat, diantara dua polar besar ini, dua kutup besar ini di tengah-tengahnya ini kemudian ada penghubungnya sebenarnya. Jadi mereka tidak benar-benar terpolarisasi," katanya.