Poin kedua, perlu diketahui seberapa kemampuan adaptasi pohon terhadap lingkungan. Misalnya, apakah pohon merusak struktur jalan maupun trotoar dan seberapa kekuatan akar pohon dalam menjaga keseimbangan.
Ketiga, pemangkasan terkadang hanya dilakukan pada sisi yang dibutuhkan, misalnya karena sudah mengganggu jalan dan atap atau terlalu rimbun, sedangkan keseimbangan tajuknya tidak diperhatikan. Akibatnya, salah satu sisi pohon yang berdekatan dengan utilitas listrik atau kabel dipangkas. Namun sisi lainnya tidak ditangani, sehingga salah satu sisi menjadi lebih rimbun.
"Sehingga memicu pohon roboh ketika terjadi hujan disertai angin kencang maka roboh," ungkap Halik.
Walhi tak dapat memastikan jenis pohon tertentu yang sering tumbang karena tumbangnya pohon tak melulu dipengaruhi usia dan besar diameter batang, berbeda dari akar, yang bisa jadi salah satu faktor kekuatan pohon.
Baca Juga:Pesan Khusus Ma'ruf Amin Kepada Penyelenggara Negara Soal Birokrasi Sehat
"Biasanya pohon itu, kalau akar tunggangnya tegak lurus ke bawah, dia [pohon] kuat kalau ada angin cukup kencang di wilayah tersebut," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, setelah terjadinya angin kencang yang menyebabkan banyak pohon tumbang di Sleman, Yogyakarta, Minggu (8/12/2019), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman akan melakukan pemetaan kawasan yang memiliki banyak pohon rawan tumbang.
Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau DLH Sleman Junaidi menyebutkan, pepohonan rawan tumbang di Sleman mencapai sekitar 100 batang. Kondisinya sudah kering dan sukar diobati. Titik keberadaan pohon-pohon ini menyebar di sejumlah wilayah di Sleman, dan jalan satu-satunya untuk mengatasi itu adalah menebangnya.
DLH akan mengamati lagi titik-titik keberadaan pohon rawan tumbang, diprioritaskan di kawasan yang kerap terdampak bencana.
"Tanpa mengabaikan wilayah lain yang tidak potensi bencana," sebut Junaidi.
Baca Juga:Pete Frates, Penggagas Ice Bucket Challenge Meninggal di Usia 34 Tahun
Kontributor : Uli Febriarni